RSS

Minggu, 19 Mei 2013

Teori Kepribadian Menurut Harold Abraham Maslow


HAROLD ABRAHAM MASLOW

BIOGRAFI ABRAHAM MASLOW
Abraham Harold Maslow lahir pada1 April di Brooklyn, New York. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi.
Ia bertumbuh di perpustakaan di antara buku-buku.  Ia awalnya berkuliah hukum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama.
Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn Colleg pada tahun 1937. Di New York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku manusia, kesehatan mental, dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek-subjek ini dengan mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan, berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Pada masa ini, ia dikenal sebagai "kekuatan ke tiga" di samping teori Freud dan behaviorisme.
Ia menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian, Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika menganugerahkan gelar Humanist of the Year.
Teori Humanistik dan Aktualisasi Diri
A.    HUMANISME
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik.Humanisme menentang pesimisme dan keputusasaan pandangan psikoanalitik dan konsep kehidupan “robot” pandangan behaviorisme. Humanisme yakin bahwa manusia memiliki di dalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah, dan tekanan sosial lainnya. Pandangan humanisme dalam kepribadian menekan hal-hal berikut :

Holisme
Pandangan yang menegaskan bahwa organisme selalu bertingkah laku sebagai kesatuan yang utuh, bukan sebagai rangkaian bagian/komponen yang berbeda jiwa dan tubuh bukan dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena yang satu akan mempengaruhi yang lainnya. Pandangan holistik dalam kepribadian:
1.      Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi,dan koherensi. Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patalogik(unity, consistency, dan coherence).
2.      Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dalam isolasi.
3.      Organisme memiliki satu drive yang berkuasa, yakni aktualisasi diri (actualization). Orang bekerja tanpa henti (continuous) untuk merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah manapun yang terbuka baginya.
4.      Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organism, jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.

Menolak Riset Binatang
Psikologi humanistic menekankan perbedaan antara tingkahlaku manusia dengan tingkahlaku binatang. Riset binatang memandang manusia sebagai mesin dan mata rantai refleks-kondisioning, mengabaikan krakteristik manusia yang unik seperti idea, nilai-nilai, keberanian, cinta, humor, cemburu, dosa, serta puisi, music, ilmu, dan hasil kerja berfikir lainnya. Menurut maslow behaviorisme secara filosofis berpandangan dehumanisasi.
Manusia Pada Dasarnya Baik, Bukan Setan
Pada dasarnya manusia memiliki beberapa sifat menjadi ciri umum kemanusiaan, yang sifat-sifat lainnya menjadi ciri unik  individual. Pandangan Maslow ini menjadi pembaharuan terhadap pakar yang menganggap kebutuhan dan tendensi manusia itu buruk atau antisocial (misalnya dosa warisan oleh ahli agama dan konsep id dari Freud). Sifat setan yang jahat dekstruktif dan kekerasan adalah hasil dari frustasi atau kegagalan memuaskan kebutuhan dasar dan bukan bagian dari hereditas. Manusia mempunyai struktur yang potensial untuk berkembang positif.
Potensi Kreatif
Kreativitas merupakan ciri universal manusia, sejak dilahirkan karena itu adalah hal yang alami. Kreativitas adalah potensi semua orang, yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan yang khusus. Sayangnnya pada umumnya orang justru kehilangan kreativitasnya karena pembudayaan (enculturated). Termasuk didalamnya pendidikan formal yang memasung kreativitas dengan menuntut keseragaman berfikir kepada semua siswanya.
Menekankan Kesehatan Psikologik
Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manusia sehat, kreatif, dan mampu mengaktualisasikan diri. Ilmu jiwa seharusnya memusatkan analisinya kepada tema pokok kehidupan manusia, yaitu aktualisasi diri. Jadi psikoterapi adalah usaha mengembalikan orang kejalur aktualisasinya dan berkembang sepanjang  lintasan yang diatur oleh alam di dalam dirinya.


Teori Hirarki Kebutuhan
Hierarki tersebut secara urut dari yang paling adalah kebutuhan fisiologis, rasa aman dan perlindungan, rasa cinta memiliki dan dimiliki, harga diri, dan aktualisasi diri.Interpretasi dari Hirarki Kebutuhan Maslow yang direpresentasikan dalam bentuk piramida dengan kebutuhan yang lebih mendasar ada di bagian paling bawah.Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Kebutuhan fisiologis atau dasar
  2. Kebutuhan akan rasa aman
  3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
  4. Kebutuhan untuk dihargai
  5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.
Kebutuhan Fisiologis
Adalah sekumpulan kebutuhan-kebutuhan dasar yang paling penting untuk segera dipenuhi karena terkait dengan kelangsungan hidup manusia, seperti makanan, udara, air dan yang lain. Jika kebutuhan ini belum terpenuhi, maka individu tidak akan tergerak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang di atasnya. Sebagai contoh, ketika kita lapar, maka kita tidak akan tergerak untuk belajar atau melakukan hal lain, hasrat kita saat itu ingin segera memperoleh makanan secepatnya.
Kebutuhan Rasa Aman
Menurut Maslow adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman, kenyamanan dan keteraturan dari keadaan lingkungan sekelilingnya. Maslow mengatakan bahwa kebutuhan ini sangat nyata dan bisa dilihat pada seorang bayi. Seorang bayi misalnya, apabila mendengar halilintar akan memberikan respon ketakutan. Tapi di kemudian hari, dengan belajar dan pengalamannya, maka ia akan tahu bahwa itu bukan sesuatu yang membahayakan sehingga ia tidak perlu takut.
Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan interaksi dan ikatan emosional dengan individu yang lain, baik di lingkungan keluarga atau masyarakat. Individu akan mengalami keterasingan, kesepian apabila keluarga, teman atau pasangan hidup meninggalkannya. Ia akan mengalami penderitaan dalam hidupnya. Tapi bagi sebagian orang, dalam kesepiannya, ia bisa memunculkan suatu kreativitas.
Kebutuhan Harga Diri
Maslow membagi kebutuhan ini menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah penghargaan yang berasal dari diri individu, yang mencakup rasa percaya diri, berkompetisi, kemandirian serta kebebasan. Individu ingin yakin bahwa dirinya berharga serta mampu mengatasi segala tantangan dalam hidupnya. Bagian kedua adalah penghargaan dari orang lain diantaranya prestasi, pujian atau hadiah.

Terpuaskannya kebutuhan ini akan menghasilkan rasa percaya diri, bahwa dirinya berharga serta berguna. Sebaliknya, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka individu akan frustasi, pesimis, merasa dirinya tak berharga. Maslow menyatakan bahwa rasa harga diri yang sehat adalah hasil dari individu yang bersangkutan atau pencapaiannya, bukan berdasar pada keturunan atau pun opini orang lain. Dan Maslow menyebutnya sebagai “bahaya psikologis” jika seseorang hanya mendasarkan dirinya pada opini orang lain.

Namun dalam kebutuhan ini, seseorang dapat kembali pada kebutuhan sebelumnya (kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki) dikarenakan hilangnya kebutuhan ini. Misalnya suami yang terus sibuk bekerja (kebutuhan akan rasa harga diri) sehingga hampir tidak pernah memperhatikan istrinya dan akibatnya sang istri pun meninggalkannya. Maka, ia pun akan kembali berusaha untuk mendapatkan rasa cinta itu dengan mengurangi frekuensi pekerjaannya.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan untuk aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang tertinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan-kebutuhan dibawahnya telah terpenuhi. Tanda dari aktualisasi diri menurut Maslow adalah hasrat individu mengungkapkan segala potensi yang dimilikinya untuk menjadi apa yang dia inginkan. Maslow menegaskan bahwa aktualisasi diri bukan hanya berbentuk penciptaan karya-karya atau hasil dari kemampuan-kemampuan khusus. Aktualisasi diri itu juga mencakup usaha keras individu seperti halnya orang tua, mahasiswa atau buruh yang berusaha membuat yang terbaik serta bekerja dengan keras sesuai dengan bidang masing-masing. Bentuk pengaktualisasian diri tiap orang berbeda karena adanya perbedaan-perbedaan individual.

Bagi Maslow, hanya sedikit orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya secara sempurna, karena proses ini tidaklah mudah dan banyak sekali hambatan. Hambatan pertama datang dari individu yang berupa ketidaktahuan, keraguan bahkan rasa takut untuk mengungkapkan potensinya. Sedangkan hambatan kedua berasal dari lingkungan yang tidak mendukung. Intinya, aktualisasi diri itu memungkinkan apabila terdapat lingkungan yang menunjang. Hambatan terakhir adalah kebutuhan rasa aman yang terlalu kuat. Ketika ia akan mengaktualisasikan diri, ia akan terbayang hal-hal yang menakutkan dan mencekam setelahnya atau adanya suatu tanggung jawab yang takut ia emban sehingga ia pun bergerak mundur, kembali pada keadaan menuntut rasa aman.

Meta Kebutuhan dan Meta Patologi
Menurut Maslow, meta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari:
v  Kebenaran
v  Kebaikan
v  Keindahan atau kecantikan
v  Keseluruhan (kesatuan)
v  Dikotomi-transedensi
v  Berkehidupan (berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya)
v  Keunikan
v  Kesempurnaan
v  Keniscayaan
v  Penyelesaian
v  Keadilan
v  Keteraturan
v  Kesederhanaan
v  Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama penting)
v  Tanpa susah payah (santai, tidak tegang)
v  Bermain (fun, rekreasi, humor)
v  Mencukupi diri sendiri
Meta Patologi
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti:
v  Apatisme
v  Kebosanan
v  Putus asa
v  Tidak punya rasa humor lagi
v  Keterasingan
v  Mementingkan diri sendiri
v  Kehilangan selera dan sebagainya
Kebutuhan Neurotik
Kebutuhan neurotik  adalah kebutuhan yang sifatnya nonproduktif, mengembangkan gaya hidup yang tidak sehat, gaya hidup yang tidak memiliki nilai dalam kaitannya dengan perjuangan mencapai aktualisasi diri, gaya hidup yang reaktif, berperan sebagi kompensasi dari kebutuhan keamanannya tidak terpuaskan, mungkin mengembangkan keinginan yang kuat untuk menimbun uang dan harta benda.
APLIKASI TEORI MASLOW DALAM PENDIDIKAN
Sebagai guru hendaknya memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaiknya serta memberikan kekebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya.Kemudian guru  hendaknya menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.Disertai deengan rerencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa secara kreatif.
              Selain itu guru juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, penerimaan, dan harga diri.contuhnya adalah:
  • Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya.
  • Menyediakan pembelajaran yang m Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik
  • Memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry.
  • Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam
  • Menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir filosofis dan berdiskusi.

0 komentar:

Posting Komentar

animasi  bergerak gif

Sekarang Menunjukkan Jam