RSS

Minggu, 19 Mei 2013

Teori Kepribadian Menurut Gordon Allport


GORDON ALLPORT

A.   BIOGRAFI GORDON ALLPORT

            Allport lahir pada 11 november 1897, di Montezuma, Idiana sebagai anak keempat dari pasangan  John E. Allport dan Nellie Wise Allport.Kehidupanya ditandai oleh ketaatan agama Protestan.Saat Gordon berusia 6 tahun, keluarganya telah berpindah sebanyak tiga kali sampai akhirnya menetap di Cleveland, Ohio. Allport mengembangkan minat awal pada pertanyaan-pertanyaan religius dan filosofis serta mempunyai lebih banyak fasilitas untuk membaca dari pada bermain.
            Pada tahun 1915, Alport masuk ke Harvard mengikuti jejak kakaknya yaitu Floyd yang lulus 2 tahun sebelumnya dan merupakan asisten sarjana di jurusan psikologi. Dalam autobiografinya, Gordon Allport (1967) menuliskan “ hampir semalam,  saya  telah berubah. Nilai-nilai moral dasar saya pastinya telah dibentuk dari rumah. Masuknya Alport ke Harvard, juga menandai awal dari 50 tahun hubungannya dengan universitas tersebut. Saat menerima gelar sarjana psikologi dan ekonomi pada tahun 1919 ia masih tidak yakin dengan karirnya dimasa depan. Ia telah mengikuti kuliah psikologi dan etika sosial dan kedua ilmu tersebut memberikan kesan mendalam baginya. Saat diberikan kesempatan untuk mengajar diturki, ia melihat sebagai suatu kesempatan untuk mengetahui apakah ia akan menikmati menjadi pengajar. Ia melewatkan tahun tahun akademisnya antara tahun 1919-1920 di Eropa dengan mengajar bahasa inggris dan sosiologi di Robert College di Istambul.
                                                                                                           
Penghargaan yang didapatkan Alport pada masa kariernya cukup banyak antara lain:
a)      Pada tahun 1939 ia diangkat sebagai ketua American Psychological Association (APA).
b)      Pada tahun 1963 ia menerima penghargaan Gold medal Award dari APA.
c)      Pada tahun 1964 ia menerima penghargaan Distinguished Scientific Contribution Award dari APA.
d)     Pada tahun 1966 ia diberikan kehormatan sebagai Richard Clarke Cabot Profesor of the Social Ethics yang pertama di Harvard.
Pada 9 oktober 1967, Allport yang merupakan perokok berat dan ia meninggal karena kanker paru-paru.
B.     Pendekatan Allport Terhadap Teori Kepribadian
Menurut Allport kepribadian adalah sesuatu yang terorganisasikan dan terpolakan. Kepribadian bukanlah pengorganisasian yang statis, dia terus bertumbuh atau berubah. Istilah “psikofisik” menekankan pentingnya aspek-aspek kepribadian yang sifatnya psikologis sekaligus fisik. Kepribadian bukan hanya topeng yang kita kenakan, tidak juga hanya sekedar perilaku. Dia mengacu kepada individu di belakang tampilan, pribadi di belakang tindakan. Dengan istilah “karakteristik” Allport berharap dapat menunjukkan “individualitas” atau “keunikan”.
Definisi komprehensif Allport tentang kepribadian ini menunjukkan bahwa manusia adalah produk sekaligus proses yang memiliki sejumlah struktur yang berorganisasikan, sementara di waktu yang sama memiliki kemampuan untuk berubah. Ringkasnya, kepribadian bersifat fisik sekaligus psikologis mencakup perilaku yang tampak dan pikiran yang terungkap.
a.       Peran dari motivasi
Allport menekankan pentingnya motivasi yang di sadari. Penekanannya terhadap motivasi yang disadari ini bermula dari pertemuannya dengan Freud di Wina dan reaksi emosionalnya terhadap pertanyaan Freud: “Andakah anak kecil itu?”. Respon Freud mengandung implikasi bahwa tamunya yang berusia 22 tahun itu secara tak sadar membicarakan kemuakannya sendiri terhadap kebersihan saat mengisahkan cerita tentang anak kecil yang suka kebersihan. Jika Freud mengasumsikan sebuah pemaknaan bawah sadar yang melandasi cerita anak kecil, Allport cenderung menerima pernyataan diri apa pun adanya.Namun begitu, Allport (1961) tidak mengabaikan eksistensi atau bahkan pentingnya proses bawah sadar.

b.      Ciri pribadi yang sehat
Gordon Allport (1937) membuat hipotesis tentang sifat-sifat kepribadian yang dewasa. Beberapa asumsi umum di butuhkan agar kita bisa memahami konsepsi Allport tentang pribadi yang dewasa:
1.      Pribadi yang dewasa secara psikologis dicirikan oleh sikap proaktif, yaitu tidak hanya bereaksi kepada stimuli eksternal, tetapi juga sanggup bertindak dengan sadar terhadap lingkungannya dengan cara-cara yang baru dan inovatif, sehingga lingkungan pun bereaksi kepada mereka juga.
2.      Kepribadian yang dewasa tampaknya lebih termotivasikan oleh proses-proses sadar dari pada kepribadian yang terdistorsi, menjadikan mereka lebih fleksibel dan mandiri dari pada pribadi sehat yang masih terus di dominasioleh motif-motif bawah sadar yang mncul dari pengalamanmasa kanak-kanak. Individu yang sehat secara psikologis adalah pribadi unik bukan karena tidak pernah berbuat kekeliruan dan kesalahan.
6 kriteria bagi kepribadian yang dewasa :
1.      Perluasan konsep diri, pribadi yang dewasa terus berusaha mengidentifikasikan dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa di luar diri mereka
2.      Pribadi yang dewasa dicirikan oleh “hubungan hangat dirinya dengan orang lain”, mereka memiliki kemampuan untuk mencintai orang lain dengan cara yang intim dan penuh kasih
3.      Rasa aman emosional atau penerimaan diri, individu yang dewasa menerima diri apa adanya dan memiliki apa yang Allport (1961) muatan emotif (emotional poise).
4.      Pribadi yang sehat secara psikologi memiliki persepsi yang realistis tentang lingkungan sekitarnya.
5.      Kedalaman wawasan dan humor, pribadi dewasa mengenal dirinya sehingga tidak perlu melimpahkan kesalahan dan kelemahan mereka kepada orang lain
6.     Kedewasaan adalah memiliki filsafat hidup yang menyatukan, pribadi yang sehat memiliki konsep yang jelas tentang tujuan hidup

C.   Struktur dan Dinamika Kepribadian
            Bagi Allport struktur kepribadia itu terutama dinyatakan dalam sifat-sifat atau traits dan tingkahlaku didorng oleh sifat-sifat atau traits.Allport berpendapat bahwa masing-masing pengertian reflex bersyarat, kebiasaan, sikap, sifat, diri, dan kepribadian itu semuanya masing-masing adalah bermanfaat.
            Tetapi walaupun pengertian tersebut diterima dan di agap penting namun tekanan utamanya ditekankan pada sifat atau traits sedang disamping itu sikap (attitude) dan intense di berikan kedudukan yang kira-kira sama.Sebelumnya marilah definisi allport tentang kepribadian.Menurut Allport  adalah suatu organisasi yang dinamis dalam individu sebagai system psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam mentesuaikan diri terhadap lingkungan.
Struktur kepribadian merujuk pada komponen-komponen dasar atau elemen-elemennya. Menurut Allport, struktur terpenting adalah yang dapat mendeskripsikan orang tersebut dalam konteks karakteristik individual, yang disebut sebagai disposisi personal.
a.      Disposisi Personal
Disposisi personal membantu peneliti mempelajari seseorang. Allport mendefinisikan disposisi personal sebagai “struktur neuopsikis umum (khas bagi disposisi personal yang dialami individu) yang mempunyai kapasitas untuk memberikan respons terhadap banyak stimulus yang berfungsi ekuivalen, serta untuk memulai dan mengarahkan bentuk perilaku adaptif dan ekspresif yang konsisten (setara)”.
b.      Proprium
Allport menggunakan istilah proporium untuk merujuk perilaku dan karakteristik yang dianggap sebagai sesuatu penting, sentral dan hangat dalam kehidupan. Proporium bukanlah keseluruhan dari kepribadian, karena banyak dari perlaku dan karakteristik seseorang yang tidak hangat maupun sentral. Perilaku yang tidak bersifat proporium meliputi:
1.      Dorongan dan kebutuhan dasar yang biasanya dapat dipenuhi dan terpuaskan tanpa banyak kesulitan.
2.      Kebiasaan-kebiasaan umum, misalnya menggunakan pakaian, dan menyetir.
3.      Perilaku sehari-hari, seperti merokok, menggosok gigi yang dilakukan otomatis dan tidak krusal dalam pembentukan rasa diri seseorang.

D.   Motivasi
            Allport menyakini bahwa kebanyakan orang termotivasi oleh dorongan yang dirasakannya daripada dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu, serta menyadari apa yang mereka lakukan dan mempunyai pengetahuan atas alasan mengapa mereka melakukannya.
            Allport juga menyatakan bahwa teori motivasi harus mempertimbangkan pula perbedaan antara motif sekunder (peripheral motives) dan usaha kuat yang bersifat sentral (propriate strivings). Motif sekunder adalah motif-motif yang menurunkan kadar tekanan sementara usaha kuat yang bersifat sentral yaitu untuk mempertahankan kadar tekanan dan kondisi disekuilibrium.

E.   Kajian Tentang Individual
Psikologi secara histori telah berkutat dengan teori dan karakteristik umum dimiliki seseorang, Allport telah berulang kali memperkenalkan perkembangan dan penggunaan dari metode penelitian yang mengkaji individu. Untuk mengimbangi pendekatan yang bersifat normative ataupun kelompok, ia menyarankan psikolog untuk menggunakan metode yang mempelajari perilaku motivasi dan ekspresif seseorang.
a.      Ilmu pengetahuan morfogenik
Morfogenik merujuk pada atribut yang terpola dari organiame secara keseluruhan, yang dapat mengakmodasi perbandingan interpersonal. Pola atau struktur dari disposisi personal seseorang sangat penting. Sebagai contoh, Tyrone mungkin saja cerdas, introvert, dan sangat termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi, namun cara khas ketika kercedasannya berhubungan dengan introversion dan setiap kebutuhan prestasi, membentuk suatu pola terstruktur. Pola individual adalah pembahasan ilmu pengetahuan morfogenik.
b.      Buku harian Marion Taylor
            Pada akhir tahun 1930-an, Allport dan istrinya mengenalkan suatu sumber yang sangat kaya informasi mengenai seorang wanita yang mereka sebut Marion Taylor. Inti dari informasi tersebut adalah buku harian dari hampir keseluruhan masa hidup Marion, namun juga mencangkup deskripsi mengenai Marion oleh ibunya, adik perempuannya, guru favoritnya, dua temannya, foto-foto, arsip sekolah, autobiografi, dan dua pertemuannya dengan Allport. Meskipun kekayaan informasi yang ada pada dokumen pribadi Marion Taylor, tetapi mereka tidak menerbitkannya karena beberapa alas an pasangan Allport.
c.       Surat-surat Jenny
Pendekatan morfogenik Allpot mengenai kajian kehidupan diilustrasikan dengan sangat baik dalam surat-surat Jenny. Surat-surat ini menyingkap sangat baik mengenai seorang wanita tua serta perasaan cinta dan benci yang sangat mendalam pada anaknya, Ross. Antara bulan Maret 1926 (saat berumur 58 tahun) dan Okober 1937 ( saat ia meninggal). Jenny menulis serangkaian surat yang berisi 301 surat untuk teman sekamar Ross saat kuliah.Surat-surat ini mempresentasikan suatu sumber yang sangat kaya akan materi morfogenik.Allport dan murid-muridnya menggunakan tiga teknik untuk melihat kepribadian Jenny.
Pertama, Alfred Baldwin (1942) mengembangkan suatu teknik yang disebut analisis struktur personal untuk menganalisis sekitar sepertiga surst-surat tersebut. Baldwin menggunakan dua prosedur morfogenik-frekuensi dan kontinuitas-untuk mengumpulkan informasi. Kedua Jeffrey Paige (1966) menggunakan analisis factor untuk mendapatkan disposisi personal primer. Secara keseluruhan, Paige mengidentifikasi delapan factor: agresif, afiliasi, otonomi, penerimaan secara kekeluargaan, seksualitas, perasaan kesanggupan dan pengorbanan. Kajian Paige sangat menarik, sebab sesuai dengan disposisi sentral Allport. Ketiga, Allport (1965), dengan teknik logis. Allport meminta 36 penilai untuk membuat daftar karakteristik Jenny, dan hasilnya dapat dikelompokkan dalam istilah-istilah : mempertentangkan-curiga, terpusat pada diri sendiri (posesif), otonomi-independen, dramatis-intens, estetik-artistik, agresif, seinis-kelam, dan sentimental.
Membandingkan pendekatan klinis dan logis, Allport mempresentasikan beberapa temuan paralel :
Disposisi Sentral Jenny yang Diidentifikasi Melalui Teknik Klinis dan Analisis Faktor
Teknik Klinis (Allport)
Teknik Analisis Faktor (Paige)
Mempertentangkan-curiga
Agresif
Agresif
Posesif
Terpusat pada diri sendiri (posesif)
Kebutuhan akan afiliasi
Sentimental
kebutuhan akan penerimaan dalam keluarga
Otonomi-independen
Kebutuhan akan otonomi
Estetika-artistik
Perasaan kesanggupan
Terpusat pada diri sendiri
Pengorbanan
(Tidak paralel)
Seksualitas
Sinis-kelam
(Tidak paralel)
Dramatis-intens
(“Hiperbolis”, kecenderungan dramatis dan berlebihan)
    
Kesepakatan yang kuat antara pendekatan klinis logis Allport dan metode analisis factor Paige tidak membuktikan validitas dari masing-masing pendekatan. Akan tetapi, hal tersebut mebgindikasikan kecenderungan dari kajian morfogenik. Psikolog dapat menganalisis seseorang dan mengidentifikasi disposisi sentral yang konsisten walaupun menggunakan posedur tang berbeda.

F.    Penelitian Terkait
            Gordon Allport tetap mempertahankan ketertarikannya atas studi ilmiah tentang agama dan memperkenalkan enam perkuliahan atas topik tersebut dibawah judul the individual and his religion. Allport adalah seorang penganut episkopalian yang taat dan untuk hampir 30tahun ia menawarkan suatu rangkaian meditasidi Appleton Chapel, di Harvard University.
a.      Orientasi religius intrinsik versus ekstrinsik
      Allport percaya bahwa komitmen mendalam atas agama adalah suatu tanda kematangan pribadi, namun ia percaya bahwa tidak semua orang yang pergi ke gereja mempunyai orientasi religius yang matang. Orang-orang akan merasa nyaman dan mendapatkan pembenaran diri dengan sikap berprasangkannya dan kehadirannya ke geraja.Contoh dari item ekstrinsik agama  antara lain “tujuan utama berdoa adalah untuk mendapatkan kelegaan dan perlindungan “, “Agama banyak menawarkan kenyamanan ketika saya mengalami kesedihan dan ketidakberuntungan”, dan “alasan saya untuk menjadi anggota gereja adalah membantu saya mengukuhkan seseorang dalam komunitas
Orang-orang yang pergi ke gereja mungkin saja cenderung merawat diri dengan lebih baik daripada orang-orang yang tidak pergi ke gerejaatau mungkin ada sesuatu yang unik mengenai agama yang menyebabkan kesehatan menjadi lebih baik. Aktivitas yang memiliki motivasi intrinsik biasanya lebih baik daripada yang memiliki motivasi ekstrinsik.oleh karena itu peneliti memprediksikan bahwa mereka yang mempunyai nilai religius yang lebih terinternalisasi (orientasi intrinsik) akan lebih baik daripada yang menggunakan agama untuk mencapai suatu tujuan (orientasi ekstrinsik).

Cara mengurangi prasangka
Gordon Allport pertama kali tertarik dengan perbedaan antara orientasi religius intrinsik dan ekstrinsik karena ia menyadari banyak orang yang teridentifikasi sebagai orang yang sangat religius juga cukup berprasangka. Allport mrngutarakan untuk mengurangi prasangka adalah kontak, apabila anggota dari kelompok mayoritas dan minoritas lebih berinteraksi dibawah kondisi optimal maka prasangka akan berkurang.TEORI KERIBADIAN GORDON ALLPORT

A.   BIOGRAFI GORDON ALLPORT

            Allport lahir pada 11 november 1897, di Montezuma, Idiana sebagai anak keempat dari pasangan  John E. Allport dan Nellie Wise Allport.Kehidupanya ditandai oleh ketaatan agama Protestan.Saat Gordon berusia 6 tahun, keluarganya telah berpindah sebanyak tiga kali sampai akhirnya menetap di Cleveland, Ohio. Allport mengembangkan minat awal pada pertanyaan-pertanyaan religius dan filosofis serta mempunyai lebih banyak fasilitas untuk membaca dari pada bermain.
            Pada tahun 1915, Alport masuk ke Harvard mengikuti jejak kakaknya yaitu Floyd yang lulus 2 tahun sebelumnya dan merupakan asisten sarjana di jurusan psikologi. Dalam autobiografinya, Gordon Allport (1967) menuliskan “ hampir semalam,  saya  telah berubah. Nilai-nilai moral dasar saya pastinya telah dibentuk dari rumah. Masuknya Alport ke Harvard, juga menandai awal dari 50 tahun hubungannya dengan universitas tersebut. Saat menerima gelar sarjana psikologi dan ekonomi pada tahun 1919 ia masih tidak yakin dengan karirnya dimasa depan. Ia telah mengikuti kuliah psikologi dan etika sosial dan kedua ilmu tersebut memberikan kesan mendalam baginya. Saat diberikan kesempatan untuk mengajar diturki, ia melihat sebagai suatu kesempatan untuk mengetahui apakah ia akan menikmati menjadi pengajar. Ia melewatkan tahun tahun akademisnya antara tahun 1919-1920 di Eropa dengan mengajar bahasa inggris dan sosiologi di Robert College di Istambul.
                                                                                                           
Penghargaan yang didapatkan Alport pada masa kariernya cukup banyak antara lain:
a)      Pada tahun 1939 ia diangkat sebagai ketua American Psychological Association (APA).
b)      Pada tahun 1963 ia menerima penghargaan Gold medal Award dari APA.
c)      Pada tahun 1964 ia menerima penghargaan Distinguished Scientific Contribution Award dari APA.
d)     Pada tahun 1966 ia diberikan kehormatan sebagai Richard Clarke Cabot Profesor of the Social Ethics yang pertama di Harvard.
Pada 9 oktober 1967, Allport yang merupakan perokok berat dan ia meninggal karena kanker paru-paru.
B.     Pendekatan Allport Terhadap Teori Kepribadian
Menurut Allport kepribadian adalah sesuatu yang terorganisasikan dan terpolakan. Kepribadian bukanlah pengorganisasian yang statis, dia terus bertumbuh atau berubah. Istilah “psikofisik” menekankan pentingnya aspek-aspek kepribadian yang sifatnya psikologis sekaligus fisik. Kepribadian bukan hanya topeng yang kita kenakan, tidak juga hanya sekedar perilaku. Dia mengacu kepada individu di belakang tampilan, pribadi di belakang tindakan. Dengan istilah “karakteristik” Allport berharap dapat menunjukkan “individualitas” atau “keunikan”.
Definisi komprehensif Allport tentang kepribadian ini menunjukkan bahwa manusia adalah produk sekaligus proses yang memiliki sejumlah struktur yang berorganisasikan, sementara di waktu yang sama memiliki kemampuan untuk berubah. Ringkasnya, kepribadian bersifat fisik sekaligus psikologis mencakup perilaku yang tampak dan pikiran yang terungkap.
a.       Peran dari motivasi
Allport menekankan pentingnya motivasi yang di sadari. Penekanannya terhadap motivasi yang disadari ini bermula dari pertemuannya dengan Freud di Wina dan reaksi emosionalnya terhadap pertanyaan Freud: “Andakah anak kecil itu?”. Respon Freud mengandung implikasi bahwa tamunya yang berusia 22 tahun itu secara tak sadar membicarakan kemuakannya sendiri terhadap kebersihan saat mengisahkan cerita tentang anak kecil yang suka kebersihan. Jika Freud mengasumsikan sebuah pemaknaan bawah sadar yang melandasi cerita anak kecil, Allport cenderung menerima pernyataan diri apa pun adanya.Namun begitu, Allport (1961) tidak mengabaikan eksistensi atau bahkan pentingnya proses bawah sadar.

b.      Ciri pribadi yang sehat
Gordon Allport (1937) membuat hipotesis tentang sifat-sifat kepribadian yang dewasa. Beberapa asumsi umum di butuhkan agar kita bisa memahami konsepsi Allport tentang pribadi yang dewasa:
1.      Pribadi yang dewasa secara psikologis dicirikan oleh sikap proaktif, yaitu tidak hanya bereaksi kepada stimuli eksternal, tetapi juga sanggup bertindak dengan sadar terhadap lingkungannya dengan cara-cara yang baru dan inovatif, sehingga lingkungan pun bereaksi kepada mereka juga.
2.      Kepribadian yang dewasa tampaknya lebih termotivasikan oleh proses-proses sadar dari pada kepribadian yang terdistorsi, menjadikan mereka lebih fleksibel dan mandiri dari pada pribadi sehat yang masih terus di dominasioleh motif-motif bawah sadar yang mncul dari pengalamanmasa kanak-kanak. Individu yang sehat secara psikologis adalah pribadi unik bukan karena tidak pernah berbuat kekeliruan dan kesalahan.
6 kriteria bagi kepribadian yang dewasa :
1.      Perluasan konsep diri, pribadi yang dewasa terus berusaha mengidentifikasikan dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa di luar diri mereka
2.      Pribadi yang dewasa dicirikan oleh “hubungan hangat dirinya dengan orang lain”, mereka memiliki kemampuan untuk mencintai orang lain dengan cara yang intim dan penuh kasih
3.      Rasa aman emosional atau penerimaan diri, individu yang dewasa menerima diri apa adanya dan memiliki apa yang Allport (1961) muatan emotif (emotional poise).
4.      Pribadi yang sehat secara psikologi memiliki persepsi yang realistis tentang lingkungan sekitarnya.
5.      Kedalaman wawasan dan humor, pribadi dewasa mengenal dirinya sehingga tidak perlu melimpahkan kesalahan dan kelemahan mereka kepada orang lain
6.     Kedewasaan adalah memiliki filsafat hidup yang menyatukan, pribadi yang sehat memiliki konsep yang jelas tentang tujuan hidup

C.   Struktur dan Dinamika Kepribadian
            Bagi Allport struktur kepribadia itu terutama dinyatakan dalam sifat-sifat atau traits dan tingkahlaku didorng oleh sifat-sifat atau traits.Allport berpendapat bahwa masing-masing pengertian reflex bersyarat, kebiasaan, sikap, sifat, diri, dan kepribadian itu semuanya masing-masing adalah bermanfaat.
            Tetapi walaupun pengertian tersebut diterima dan di agap penting namun tekanan utamanya ditekankan pada sifat atau traits sedang disamping itu sikap (attitude) dan intense di berikan kedudukan yang kira-kira sama.Sebelumnya marilah definisi allport tentang kepribadian.Menurut Allport  adalah suatu organisasi yang dinamis dalam individu sebagai system psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam mentesuaikan diri terhadap lingkungan.
Struktur kepribadian merujuk pada komponen-komponen dasar atau elemen-elemennya. Menurut Allport, struktur terpenting adalah yang dapat mendeskripsikan orang tersebut dalam konteks karakteristik individual, yang disebut sebagai disposisi personal.
a.      Disposisi Personal
Disposisi personal membantu peneliti mempelajari seseorang. Allport mendefinisikan disposisi personal sebagai “struktur neuopsikis umum (khas bagi disposisi personal yang dialami individu) yang mempunyai kapasitas untuk memberikan respons terhadap banyak stimulus yang berfungsi ekuivalen, serta untuk memulai dan mengarahkan bentuk perilaku adaptif dan ekspresif yang konsisten (setara)”.
b.      Proprium
Allport menggunakan istilah proporium untuk merujuk perilaku dan karakteristik yang dianggap sebagai sesuatu penting, sentral dan hangat dalam kehidupan. Proporium bukanlah keseluruhan dari kepribadian, karena banyak dari perlaku dan karakteristik seseorang yang tidak hangat maupun sentral. Perilaku yang tidak bersifat proporium meliputi:
1.      Dorongan dan kebutuhan dasar yang biasanya dapat dipenuhi dan terpuaskan tanpa banyak kesulitan.
2.      Kebiasaan-kebiasaan umum, misalnya menggunakan pakaian, dan menyetir.
3.      Perilaku sehari-hari, seperti merokok, menggosok gigi yang dilakukan otomatis dan tidak krusal dalam pembentukan rasa diri seseorang.

D.   Motivasi
            Allport menyakini bahwa kebanyakan orang termotivasi oleh dorongan yang dirasakannya daripada dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu, serta menyadari apa yang mereka lakukan dan mempunyai pengetahuan atas alasan mengapa mereka melakukannya.
            Allport juga menyatakan bahwa teori motivasi harus mempertimbangkan pula perbedaan antara motif sekunder (peripheral motives) dan usaha kuat yang bersifat sentral (propriate strivings). Motif sekunder adalah motif-motif yang menurunkan kadar tekanan sementara usaha kuat yang bersifat sentral yaitu untuk mempertahankan kadar tekanan dan kondisi disekuilibrium.

E.   Kajian Tentang Individual
Psikologi secara histori telah berkutat dengan teori dan karakteristik umum dimiliki seseorang, Allport telah berulang kali memperkenalkan perkembangan dan penggunaan dari metode penelitian yang mengkaji individu. Untuk mengimbangi pendekatan yang bersifat normative ataupun kelompok, ia menyarankan psikolog untuk menggunakan metode yang mempelajari perilaku motivasi dan ekspresif seseorang.
a.      Ilmu pengetahuan morfogenik
Morfogenik merujuk pada atribut yang terpola dari organiame secara keseluruhan, yang dapat mengakmodasi perbandingan interpersonal. Pola atau struktur dari disposisi personal seseorang sangat penting. Sebagai contoh, Tyrone mungkin saja cerdas, introvert, dan sangat termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi, namun cara khas ketika kercedasannya berhubungan dengan introversion dan setiap kebutuhan prestasi, membentuk suatu pola terstruktur. Pola individual adalah pembahasan ilmu pengetahuan morfogenik.
b.      Buku harian Marion Taylor
            Pada akhir tahun 1930-an, Allport dan istrinya mengenalkan suatu sumber yang sangat kaya informasi mengenai seorang wanita yang mereka sebut Marion Taylor. Inti dari informasi tersebut adalah buku harian dari hampir keseluruhan masa hidup Marion, namun juga mencangkup deskripsi mengenai Marion oleh ibunya, adik perempuannya, guru favoritnya, dua temannya, foto-foto, arsip sekolah, autobiografi, dan dua pertemuannya dengan Allport. Meskipun kekayaan informasi yang ada pada dokumen pribadi Marion Taylor, tetapi mereka tidak menerbitkannya karena beberapa alas an pasangan Allport.
c.       Surat-surat Jenny
Pendekatan morfogenik Allpot mengenai kajian kehidupan diilustrasikan dengan sangat baik dalam surat-surat Jenny. Surat-surat ini menyingkap sangat baik mengenai seorang wanita tua serta perasaan cinta dan benci yang sangat mendalam pada anaknya, Ross. Antara bulan Maret 1926 (saat berumur 58 tahun) dan Okober 1937 ( saat ia meninggal). Jenny menulis serangkaian surat yang berisi 301 surat untuk teman sekamar Ross saat kuliah.Surat-surat ini mempresentasikan suatu sumber yang sangat kaya akan materi morfogenik.Allport dan murid-muridnya menggunakan tiga teknik untuk melihat kepribadian Jenny.
Pertama, Alfred Baldwin (1942) mengembangkan suatu teknik yang disebut analisis struktur personal untuk menganalisis sekitar sepertiga surst-surat tersebut. Baldwin menggunakan dua prosedur morfogenik-frekuensi dan kontinuitas-untuk mengumpulkan informasi. Kedua Jeffrey Paige (1966) menggunakan analisis factor untuk mendapatkan disposisi personal primer. Secara keseluruhan, Paige mengidentifikasi delapan factor: agresif, afiliasi, otonomi, penerimaan secara kekeluargaan, seksualitas, perasaan kesanggupan dan pengorbanan. Kajian Paige sangat menarik, sebab sesuai dengan disposisi sentral Allport. Ketiga, Allport (1965), dengan teknik logis. Allport meminta 36 penilai untuk membuat daftar karakteristik Jenny, dan hasilnya dapat dikelompokkan dalam istilah-istilah : mempertentangkan-curiga, terpusat pada diri sendiri (posesif), otonomi-independen, dramatis-intens, estetik-artistik, agresif, seinis-kelam, dan sentimental.
Membandingkan pendekatan klinis dan logis, Allport mempresentasikan beberapa temuan paralel :
Disposisi Sentral Jenny yang Diidentifikasi Melalui Teknik Klinis dan Analisis Faktor
Teknik Klinis (Allport)
Teknik Analisis Faktor (Paige)
Mempertentangkan-curiga
Agresif
Agresif
Posesif
Terpusat pada diri sendiri (posesif)
Kebutuhan akan afiliasi
Sentimental
kebutuhan akan penerimaan dalam keluarga
Otonomi-independen
Kebutuhan akan otonomi
Estetika-artistik
Perasaan kesanggupan
Terpusat pada diri sendiri
Pengorbanan
(Tidak paralel)
Seksualitas
Sinis-kelam
(Tidak paralel)
Dramatis-intens
(“Hiperbolis”, kecenderungan dramatis dan berlebihan)
    
Kesepakatan yang kuat antara pendekatan klinis logis Allport dan metode analisis factor Paige tidak membuktikan validitas dari masing-masing pendekatan. Akan tetapi, hal tersebut mebgindikasikan kecenderungan dari kajian morfogenik. Psikolog dapat menganalisis seseorang dan mengidentifikasi disposisi sentral yang konsisten walaupun menggunakan posedur tang berbeda.

F.    Penelitian Terkait
            Gordon Allport tetap mempertahankan ketertarikannya atas studi ilmiah tentang agama dan memperkenalkan enam perkuliahan atas topik tersebut dibawah judul the individual and his religion. Allport adalah seorang penganut episkopalian yang taat dan untuk hampir 30tahun ia menawarkan suatu rangkaian meditasidi Appleton Chapel, di Harvard University.
a.      Orientasi religius intrinsik versus ekstrinsik
      Allport percaya bahwa komitmen mendalam atas agama adalah suatu tanda kematangan pribadi, namun ia percaya bahwa tidak semua orang yang pergi ke gereja mempunyai orientasi religius yang matang. Orang-orang akan merasa nyaman dan mendapatkan pembenaran diri dengan sikap berprasangkannya dan kehadirannya ke geraja.Contoh dari item ekstrinsik agama  antara lain “tujuan utama berdoa adalah untuk mendapatkan kelegaan dan perlindungan “, “Agama banyak menawarkan kenyamanan ketika saya mengalami kesedihan dan ketidakberuntungan”, dan “alasan saya untuk menjadi anggota gereja adalah membantu saya mengukuhkan seseorang dalam komunitas
Orang-orang yang pergi ke gereja mungkin saja cenderung merawat diri dengan lebih baik daripada orang-orang yang tidak pergi ke gerejaatau mungkin ada sesuatu yang unik mengenai agama yang menyebabkan kesehatan menjadi lebih baik. Aktivitas yang memiliki motivasi intrinsik biasanya lebih baik daripada yang memiliki motivasi ekstrinsik.oleh karena itu peneliti memprediksikan bahwa mereka yang mempunyai nilai religius yang lebih terinternalisasi (orientasi intrinsik) akan lebih baik daripada yang menggunakan agama untuk mencapai suatu tujuan (orientasi ekstrinsik).

Cara mengurangi prasangka
Gordon Allport pertama kali tertarik dengan perbedaan antara orientasi religius intrinsik dan ekstrinsik karena ia menyadari banyak orang yang teridentifikasi sebagai orang yang sangat religius juga cukup berprasangka. Allport mrngutarakan untuk mengurangi prasangka adalah kontak, apabila anggota dari kelompok mayoritas dan minoritas lebih berinteraksi dibawah kondisi optimal maka prasangka akan berkurang.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

terima kasih mba atas ilmu nya

Anonim mengatakan...

Halo kak, boleh disertakan sumber yang diambil untuk menulis blog ini tidak ? Terima kasih

Posting Komentar

animasi  bergerak gif

Sekarang Menunjukkan Jam