RSS

Minggu, 19 Mei 2013

Hakekat Manusia


MANUSIA

Manusia sangatlah berbeda dengan hewan.Manusia memerlukan pendidikan dalam kehidupanya, pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia.Berbeda dengan hewan yang tidak memerlukan pendidikan.Derajat manusia lebih tinggi dari hewan.

1.     Wawasan Tentang Manusia
Ada banyak pengertian mengenai kahekat manusia diantaranya adalah pandangan berbagai agama, filsafat kuno maupun modern, dan yang paling utama menurut pandangan filsafat Pancasila. Berikut ini merupakan beberapa pengertian hakekat manusia:
         Kepustakaan hindu (Ciwa) menyatakan bahwa atman manusia datang langsung dari Tuhan (Bathara Ciwa) dan sekaligus menjadi penjelmaannya.
         Kepustaan agama Budha menggambarkan bahwa manusia adalah mahluk samsara, merupakan wadah dari the absolute yang hidupnya penuh dengan kegelapan.
         Pendapat kaum pemikir kuno yang bercampur dengan mistik menyatakan bahwa manusia adalah manifestasi yang paling komplit dan paling sempurna dari Tuhan Yang Maha Esa, intisari dari semua mahluk yang memiliki kecerdasan.
         Filosof Socrates menyatakan bahwa hakekat manusia terletak pada budinya yang memungkinkan untuk menentukan kebenaran dan kebaikan. Plato dan Aristoteles menyatakan hakikat manusia terletak pada pikirnya.
         Tokoh Dunia Barat melanjutkan pendapat Plato & Aristoteles tentang hakekat kebaikan manusia yg selanjutnya bergeser ke pandangan humanistik yg menyatakan manusia merupakan kemenyuluruhan dari segala dimensinya.
(1), Spinoza berpandangan pantheistik menyatakan hakekat manusia sama dengan Tuhan dan sama pula dengan hakekat alam semesta.
(2), Voltaire mengatakan hakekat manusia sangat sulit untuk diketahui dan butuh waktu yang sangat panjang untuk mengungkapkannya.
         Notonagoro mengatakan manusia pada hakekatnya adalah mahluk mono-dualis yang merupakan kesatuan dari jiwa dan raga yg tak terpisahkan.
         Para ahli biolgi memandang hakekat manusia titik beratnya pada segi jasad, jasmani, atau wadag dengan segala perkembangannya. Pandangan ini dipelopori oleh Darwin dengan teori evolusinya.
         Para ahli psikologi sebaliknya menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rokhani, jiwa atau psikhe.
         Ahli teori konvergensi antara lain William Stern berpendapat bahwa hakekat manusia merupakan paduan antara jasmani dan rokhani.
         Pandangan dari segi agama, Islam, Kristen, dan Katolik menolak pandangan hakekat manusia adalah jasmani dengan teori evolusi. Hakekat manusia adalah paduan menyeluruh antara akal, emosi dan perbuatan. Dengan hati dan akalnya manusia terus menerus mencari kebenaran dan dianugerahi status sebagai khalifah Allah.
         Pancasila memandang hakekat manusia memiliki sudut pandang yg monodualistik & monopluralistik, keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, integralistik, kebersamaan dan kekeluargaan.
         Konsep manusia Indonesia seutuhnya dikembangkan atas pandangan hidup bangsa Indonesia yakni Pancasila, yang menganut paham integralistik disesuaikan dengan struktur sosial masyarakat Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika.
         Dengan pandangan hidup Pancasila, pengembangan manusia Indonesia seutuhnya diusahakan agar hidup selaras, serasi dan seimbang dalam konteks hubungan manusia dengan ruang lingkupnya.




2.     Sifat Hakekat Manusia
Sifat hakekat manusia di artikan sebagai suatu karakteristik manusia yang membedakan manusia dengan hewan.Wujud dari sifat hakekat manusia diantaranya adalah kemampuan menyadari diri, kemampuan bereksistensi, pemilikan kata hati, moral, kemampuan bertanggung jawab, rasa kebebasan, kesediaan melaksanakan kewajiban serta menyadari hak dan kemampuan menghayati kebahagiaan.
3.     Dimensi-dimensi hakekat manusia
Dalam hal ini ada 4 dimensi manusia yang akan dibahas, yaitu:
a)      Dimensi keindividuan
Dimensi keindividuan diartikan oleh Lynse yaitu individu sebagai ”orang-seorang” yaitu sesuatu yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat terbagi lagi.Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi.Setiap anak manusia dilahirkan dan memiliki potensi yang berbeda antara satu dengan yang lain atau menjadi dirinya sendiri dan tidak ada yang identik di duna ini.

b)      Dimensi Kesosialan
Dimensi kesosialan diartikan oleh M.J Lengaveld bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul, serta kesediaan untuk saling memberi dan menerima.Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia akan tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul.

c)      Dimensi Kesusilan
Kesusilaan dapat diartikan mencakup etika dan etiket.Persoalan kesusilaan selalu erat hubunganya dengan niai-nilai.Pada hakekatnya manusia mmiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, dan melaksanakanya sehingga manusia di katakana sebagai makhluk susila.Drijakara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-niai, menghayati , dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatan.

d)     Dimensi Keberagamaan
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk religius.Beragama merupakan kebutuhan manusia karena mansuia merupakan makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat untuk bertopang, manusia juga memerlukan agama demi keselamatan hidupnya.
4.     Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia
Manusia lahir talah dikaruniai dimensi hakekat manusia tetapi masih dalam wujud potensi tetapi masih belum teraktualisasi.Dari dalam proses “potensi” menjadi ”aktualisasi” terdapat rentangan proses  yang mengundang pendidikan untuk berperan dalm memberikan jasanya.Hanya melalui pendidikan status hewani itu dapat diubah kearah status manusiawi.Meskipun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaanya mungkin saja bisa terjadi kesalahan-kesalahan yang lazimnya di sebut salah didik.Hal demikian itu bisa terjadi karena pendik itu juga manusia biasa.Sehubungan hal itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.
5.     Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya
Sosok manusia Indonesia seutuhnya telah di rumuskan dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang.Dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.Hal ini berari bahwa pembanunan itu tidak hanya untuk mengejar kemajuan lahiriah, melainkan juga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara keduanya.

0 komentar:

Posting Komentar

animasi  bergerak gif

Sekarang Menunjukkan Jam