RSS

Minggu, 19 Mei 2013

Anak Berkebutuhan Khusus dan Fasilitasnya


FASILITAS PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A.    Kebutuhan Fasilitas
Ketunaan yang dialami oleh anak akan mengakibatkan adanya disfungsi perkembangan anak yang meliputi berbagai aspek baik aspek sensorimotor, kreatifitas, interaksi sosial dan berbahasa.Hal ini akan mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan belajar di sekolah.
Layanan pendidikan bagia anak berkebutuhan khusus akan berjalan lancar manakala didukung oleh ketersediaan fasilitas yang memadai. Fasilitas tersebut berkaitan dengan karakteristik masing masing jenis anak berkebutuhan khusus. Kesesuaian fasilitas dengan karakteristik anak berkebutuhan khusus akan mendorong klim belajar yang kondusfi, sehingga anak akan belajar secara maksimal.
Upaya-upaya pemberian layanan pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus hendaknya berfokus pada kebutuhan diri anak yang bersangkutan sesuai dengan hak-hak asasi dan martabat anak.Tujuan layanan tersebut antara lain:
1.      Mengembangkan pribadi, bakat, dan kemampuan mental serta fisik peserta didik secara optimal.
2.      Menyiapkan peserta didik untuk kehidupan orang dewasa yang aktif dalam masyarakat bebas dan mengangkat penghargaan bagi orangtua anak, identitas budaya sendiri, bahasa, dll.
      Fasilitas pendidikan anak berkebutuhan khusus berkaitan langsung dengan jenis ketunaannya misalnya anak tunadaksa mereka membutuhkan gedung yang tidak banyak tangga, lebih diutamakan yang berlantai satu. Bila lebih dari satu lantai harus tersedia lift atau tangga miring yang dapat dilalui kursiroda. Tersedia ruang terapi yang mendukung kegiatan binadiri dan aksesibilitas bagi mereka. Kamar mandi dan WC yang dapat digunakan bagi mereka (Kursi roda dapat masuk). Walaupun beberapa fasilitas lain sama dengan anak normal misalnya buku pelajaran, koleksi perpustakaan, dan sebagainya. Dibawah ini akan dikaji tentang fasilitas yang berkaitan dengan masing-masing ketunaannya namun demikian ada sedikit ilustrasi yang memberikan gambaran bagi anda tentang fasilitas anak berkebutuhan khusus.
Ilustrasi 1
Atik anak tunanetra ia turun dari kendaraan umum terus berjalan memasuki halaman sekolah dengan menggunakan tongkatnya. Sesekali ia berhenti untuk mengenali bagian gapura dengan meraba disisi gapura yang tertulis huruf Braille tentang arah mereka masuk. Ia masuk ke halaman sekolah secara hati-hati. Kebetulah dipojok gedung ada tulisan braille yang menunjukan arah keruang kelas mereka. Sisi gedung dibuat tumpul agar tidak menciderai anak-anak. Akhirnya atik sampai diruang kelas, dan ia duduk dikursi depan terus mengeluarkan Reglet untuk mempersiapkan diri mengikuti pelajaran hari itu. Sepuluh menit kemudian pelajaran dimulai. Hari itu pelajaran IPA tentang berbagai bentuk binatang, guru menyiapkan Speciment binatang dari berbagai jenis dengan proporsi yang seimbang masing-masing specimen binatang diminta untuk diraba dan diamati. Sesekali guru mencontohkan suara dari binatang tersebut dan karakteristik lain dari binatang yang sedang dibahas, anak-anak mencatat karakteristik tersebut dengan Riglet dan kertas Braillenya.
Dari ilustrasi tersebut tergambarkan sekilas tentang fasilitas pendidikan yang diperlukan bagi anak sesuai ketunaannya.
B.     Macam-macam fasilitas anak berkebutuhan khusus
Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang dan pelengkap dalam mencapai tujuan pendidikan. Bahkan fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai efektifitas belajar. Dengan fasilitas penunjang belajar yang memadai diharapkan anak berkebutuhan khusus lebuh mudah memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.

Dibawah ini akan dipaparkan fasilitas pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus sesuai dengan ketunaannya.
  1. Fasilitas pendidikan untuk anak tunanetra
Fasilitas penunjang pendidikan untuk anak  tunanetra secara umum sama dengan anak normal, hanya memerlukan penyesuaian untuk informasi yang memungkinkan tidak dapat dilihat. Harus disampaikan dengan media perabaan atau pendengaran. Fasilitas fisik yang berkaitang dengan gedung seyogyanya sedikit mungkin parit dan fariasi tinggi rendah lantainya, dinding dihindari yang mempunyai sudut yang lancip dank eras. Perabot sekolah sedapat mungkin dengan sudut yang tumpul. Fasilitas penunjang pendidikan yang diperluka untuk anak tunanetra menurut annastasia widja janti dan imanuel hitipeuw (1995) adalah Braille dan peralatan orientasi mobilitas, serta media pelajaran yang memungkinkan anak untuk memanfaatkan fungsi perabaan secara optimal.
Fasilitas pendidikan untuk anak tunanetra antara lain adalah:
a.       Huruf Braille
Huruf braille merupakan fasilitas utama penyelenggaraan pendidikan bagi anak tunanetra. Huruf Braille ditemukan pertama kali oleh Louwis Braille. Ia menyusun tulisan yang terdiri dari 6 titik dijajarkan vertikal tiga tiga. Dengan menempatkan titik tersebut dalam berbagai posisi maka terbentuklah seluruh abjat. Dengan menggunakan tulisan tersebut akan mempermudah anak tunanetra membaca dan menulis.
Untuk membaca, titik timbul positif  yang dibaca. cara membaca seperti pada umumnya yaitu dari kiri ke kanan. Sedangkan untuk menulis prinsip kerjanya berbeda dengan membaca. cara menulis huruf braille tidak seperti umumnya yaitu mulai dari kanan ke kiri, biasanya sering disebut dengan menulis secara negatif. Jadi menulis Braille secara negatif akan menghasilkan tulisan secara timbul positif, yang dibaca adalah tulisan timbulnya.
Ada tiga cara untuk menulis Braille, yaitu dengan
v  Reglet dan Pen atau Stilus
v  Mesin Tik Braille
v  Komputer yang dilengkapi dengan printer Braille
Media yang digunakan berupa kertas tebal yang tahan lama seperti manila. Kertas standar untuk braille adalah kertas Braillon. Untuk mendukung pembelajaran anak tunanetra buku-buku pelajaran seyogyanya dialih tuliskan ke huruf braille dan disimpan dengan rapi secara berdiri tidak ditumpuk.
b.      Tongkat putih
      Merupakan fasilitas pendukung anak tuananetra untuk orientasi dan mobilitas. dengan tongkat putih anak tunanetra berjalan untuk mengenali lingkungannya. Berbagai media alat bantu mobilitas dapat berupa tongkat putih, anjing penuntun, kacamata elektronik, tongkat elektronik.
      Program latihan orientasi dam mobilitas meliputi: jalan dengan pendamping orang awas, jalan mandiri, dan latihan bantu diri(latihan dikamar mandi, WC, latihan dikamar makan, latihan didapur, dan dikamar tidur) dan latihan orientasi disekolah.

c.       Laser Cane (Tongkat Laser)
Tongkat laser adalah tongkat penuntun berjalan yang menggunakan sinar inframerah untuk mendeteksi rintangan yang ada pada jalan yang akan dilalui dengan memberi tanda lisan atau suara.
d.      Sonic Guide atau penuntun bersuara
e.       Optacon dan Optacon II
f.       Kurzweil Reading Machine
g.      Versa Braille dan VersaBrille II
  1. Fasilitas penddidikan untuk anak tunarungu
Fasilitas penunjang pendidikan anak tunarungu secara umum relatif sama dengan anak normal seperti buku, papan tulis, buku pelajaran, sarana bermain dan sarana berolahraga. Namun karena anak tunarungu mempunyai hambatan dalam mendengar dan berbicara, maka merekame merlukan alat bantu khusus. Alat bantu tersebut menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati, 1996 adalah:
a.       Audiometer
Audiometer adalah alat elektronik untuk mengukur taraf kehilangan pendengaran seseorang. Melalui Audiometer kita dapat mengetahui kondisi pendengaran anak tunarungu antara lain:
v  Apakah sisa pendengarannya difungsionalkan melalui konduksi tulang atau konduksi udara.
v  Berapa decibel anak tersebut kehilangan pendengarannya.
v  Telinga mana yang mengalami kehilangan pendengarannya, apakah kanan, kiri, atau kedua-duanya.
v  Pada frekuensi berapa anak masih dapat menerima suara.
Jenis Audiometer :
a.       Audiometer Oktaf, untuk menukur frekuensi pendengaran 125 – 250 – 500 – 1000 – 2000 – 4000 – 8000.
b.      Audiometer Kontinyu, untuk mengukur pendengaran antara 125 – 12000 Hz

b.      Hearing Aids
Hearing Aids atau alat bantu dengar mempunyai tiga unsur utama yaitu: microphone, amplifier, dan receiver. Sedangkan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: Suara atau energi akustik diterima microphone  kemudian diubah menjadi energi listrik dan dikeraskan malalui amplifier kemudian diteruskan ke Receiver yang mengubah kembali energy listrik Menjadi suara seperti alat pendengaran pada  telepon dan diarahkan ke gendang telinga (membrane tympany).
Alat bantu dengar ada bermacam-macam, yaitu yang diselipkan dibelakang telinga, didalam telinga, dipakai pada saku kemeja (pocket), atau yang dipasang pada bingkai kaca mata. Dengan menggunakan alat bantu dengar (hearing aids) anak tunarungu dapat berlatih mendengarkan, baik secara individual maupun secara kelompok.
Alat bantu dengar tersebut lebih tepat digunakan bagi anak tunarungu yang mempunyai kelainan pendengaran konduktif. Begitu pula alat bantu dengan akan lebih efektif jika digunakan sesuai dengan program pendidikan yang sistematis yang diajarkan oleh guru-guru yang professional yang mampu memadukan ilmu pengetahuan anak berkebutuhan khusus dengan pengetahuan audiologi, dan patologi bahasa.
Anak tunarungu yang menggunakan alat bantu dengar diharapkan mampu memilih suara-suara mana yang diperlukan, dan dengan bantuan mimik dan bantuan bibir dari guru (speech therapist), maka anak tunarungu dapat berlatih menangkap arti dari apa yang diucapkan oleh guru atau orang lain.
c.       Telephone-typewriter
Telephone-typewriter atau mesin tulis telpon merupakan alat bantu bagi anak tunarungu yang memungkinkan mereka mengubah pesan-pesan diketik menjadi tanda-tanda elektronik yang diterjemahkan secara tertulis (huruf tercetak).
Mesin tulis telpon terdiri dari telepon yang dilengkapi dengan alat pendengaran, lampu kedap-kedip sebagai tanda panggilan, mesin tulis komputer, dan amplifier. Mesin tulis ini memungkinkan perubahan pesan suara yang masuk ke dalam computer dan mengubah tanda-tanda elektronik dan bunyi pada frkuensi yang berlainan yang kemudian disampaikan melalui telepon dan diubah kembali manjadi huruf tercetak yang dapat dimengerti oleh anak tunarungu.
d.      Mikrokomputer
Mikrokomputer  merupakan alat bantu khusus yang dapat memberikan informasi secara visual. Alat bantu ini sangat membantu bagi anak tunarungu yang mengalami kelainan pendengaran berat. Keefektidan penggunaan mikrokomputer tergantung pada softwere dan materinya harus dapat dimengerti oleh anak tunarungu. Disamping itu anak tunarungu harus bisa membaca atau paling tidak mampu mengintepretasikan simbol-simbol yang digunakan.
Manfaat penggunaan mikrokomputer bagi anak tunarungu antara lain :
v  Anak tunarungu dapat belajar mandiri, bebas tetapi bertanggung jawab.
v  Anak tunarungu dapat belajar membuat program, memprogram materi pelajaran, dan mendemonstrasikan.
v  Anak tunarungu dapat mengembangkan kreativitas berpikir dengan menggunakan mikrokomputer.Anak tunarungu dapat berkomunuikasi interaktif dengan informasi yang ada dalam program mikrokomputer.

e.       Audiovisual
Alat bantu audiovisual dapat berupa film, video-tapes, TV. Penggunaan audiovisual tersebut sangat bermanfaat bagi anak tunarungu, karena mereka dapat memperhatikan sesuatu yang ditampilkan sekalipun dalam kemampuan mendengar yang terbatas. Sebagai contoh, penayangan film-film pendidikan, film ilmiah popular, film kartun, dan siaran berita TV dengan bahasa isyarat.

f.       Tape Recorder
Tape recorder sangat berguna untuk mengontrol hasil ucapan yang telah direkam,  sehingga kita dapat mengikuti perkembangan bahasa lisan anak tunarungu dari hari ke hari dari tahun ke tahun. Selain itu, tape-recorder sangat membantu anak tunarungu ringan dalam menyadarkan akan kelainan bicaranya, sehinggga guru artikulasi lebih mudah membimbing mereka dalam memperbaiki kemmpuan bicara mereka.
Tape-recorder dapat pula digunakan untuk mengajar tunarungu yang belum bersekolah dalam mengenal gelak-tawa, suara-suara hewan, perbedaan antara suara tangisan dengan suara omelan, dan sebagainya.

g.      Spatel
Spatel adalah alat bantu untuk membetulkan posisi organ bicara, terutama lidah. Spatel digunakan untuk menekan lidah, sehingga kita dapat membetulkan posisi lidah anak tunarungu. Dengan posisi lidah yang benar mereka dapat bicara dengan benar.

h.      Cermin
Cermin dapat digunakan sebagai alat bantu anak tunarungu dalam belajaar mengucapkan sesuatu dengan artikulasi yang benar. Disamping itu, anak tunarungu dapat mengamakan ucapannya melaui cermin dengan apa yang diucapkan oleh guru atau Artikulator (speech therapist). Dengan menggunakan cermin, Artikulator dapat mengontrol gerakan-gerakan yang tidak tepat dari anak tunarungu, sehingga mereka mnyadari dalam mengucapkan konsonan, vocal, kata-kata, kalimat secara benar.

  1. Fasilitas pendidikan untuk anak tunagrahita
Fasilitas pendidikan untuk anak tunagrahita relatif sama dengan fasilitas pendidikan untuk anak umum disekolah dasar dan fasilitas pendidikan ditaman kanak-kanak. Fasilitas pendidikan lebih diarahkan untuk latihan sensomotorik dan pembentukan motorik halus. Walaupun demikaian fasilitas yang berkaitan denagn oembinaan motorik kasar juga perlu disediakan secara memadai. Secara garis besar fasilitas pendidikan yang harus disesuaikan dengan karakteristik anak tunagrahita adalah :
a.       Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan sensorimotor
Fasilitas pendidikan dan penunjang pendidikan bagi anak tunagrahita yang berkaitan dengan latihan sensomotorik di antaranya :
v  Berkaitan dengan visual : berbagai bentuk benda, manic-manik, warna, dsb.
v  Berkaitan dengan perabaan dan motorik tangan : manic-manik, benang, crayon, wash, lotion, kertas amril, dsb.
v  Berkaitan dengan pembau : kamper, minyak kayu putih, dsb.
v  Berkaitan dengan koordinasi : menara gelang, puzzle, meronce, dsb.

b.      Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan keseharian.
Fasilitas yang berkaitan dengan kehidupan keseharian (Activity Daily Leaving) berupa permainan untuk mendukung aktifitas kehidupan sehari-hari atau peralatan untuk latihan kehidupan sehari-hari atau peralatan untuk latihan kehidupan sehari-hari, diantaranya :
v  Latihan kebersihan dan gosok gigi.
v  Latihan berpakaian dan bersepatu.
v  Permainan dengan boneka dan alat lainya, dsb.

c.       Fasilitas pendidikan yang berkaitan dengan latihan motorik kasar.
Fasilitas yang berkaitan dengan latihan motorik kasar diantaranya dapat berupa :
v  Latihan bola kecil
v  Latihan bola besar
v  Permainan  keseimbangan, dsb.

4.      Fasilitas pendidikan untuk anak tunadaksa
Fasilitas pendidikan untuk anak tunadaksa berkaitan dengan prasarana dan sarana langsung yang diperlukan dalam layanan pendidikan anak tunadaksa. Prasarana yang dirancang untuk anak tunadaksa hendaknya memenuhi tiga kemudahan (Musjafak Assjari, 1995), yaitu mudah keluiar masuk, mudah bergerak dalam ruangan, dan mudah mengadakan penyesuaian. Sesuai dengan ketentuan tersebut, bangunan seyogyanya menghindari model tangga, bila terpaksa harus disediakan life, lantai tidak banyak reliefnya, tidak banyak lubang, lebar pintu harus sesuai, kamar mandi dan WC memungkinkan kursi roda dan treepot bisa masuk, ada parallel bars, dinding kelas dilengkapi denagn parallel bars, meja dan kursi anak disesuaikan denagn kelainan anak.
Fasilitas pendukung pendidikan yang berkaitan dengan diri anak adalah :
a.       Brace
Brace merupakan alat bantu gerak yang digunakan untuk memperkuat otot dan tulang. Brace biasanya digunakan dikaki, punggung, atau dileher. Fungsi brace berguna untuk menyangga beban yang tertumpu pada otot atau tulang.
Brace terbuat dari kulit yang kaku atau plastic yang tebal dilapisi kain atau sepon atau karet pada tepid an pinggirannya agar tidak terjadi decubitus (lecet pada jaringan yang kontak langsung).

b.      Crutch (kruk)
Kruk adalah alat penyangga tubuh yang ditumpukan apda tangan atau ketiak untuk menyangga beban tubuh. Kruk terbuat dari kayu, pipa besi, pipa aluminium, atau pipa stainless steel yang terbentuk nulat setinggi ukuran tubuh pemakainya. Pada bagian atas tempat yang kontak dengan ketiak atau tangan diberi spon atau karet agar lunak dan tidak menyebabkan lecet bila dipakai.
Ada berbagai macam bentuk kruk, yaitu :
v   Standard double bar upright under arm chrutch
v   Extension crutch
v  Aluminium double bar upright extension crutch
v  Losftrand crutch
v  Tricep crutch
v  Standard axillary crutch

c.       Splint
Spilnt berasal dari bahasa inggris yang berarti spalk (bahasa belanda). Alat ini bertujuan untuk meletakkan anggota tubuh pada posisi yang benar agar anggota tubuh yang sakit tidak salah bentuk.
Ada dua macam splint, yaitu splint untuk anggota tubuh bagian atas (tangan) dan slint untuk anggota tubuh bagian bawah (kaki). Splint dapat dibuat dari bahan gips, kulit sol, karton, kayu, celastic, dan orthoplast. Bahan-bahan tersebut dibentuk menurut posisi anggota gerak tubuh yang sakit.
d.      Wheel chair (kursi roda)
Menurut bentuknya, kursi roda dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kursi roda yang roda besarnya didepan dan kursi roda yang roda besarnya dibelakang. Kursi roda yang roda besarnya didepan dapat berputar ditempat yang sempit. Kursi roda yang roda besarnya dibelakang, dapat masuk kolong tempat tidur, sehingga memudahkan untuk berpindah tempat.

  1. Fasilitas Pendidikan untuk Anak Tunalaras
Fasilitas pendidikan untuk aanak tunalaras relatif sama dengan fasilitas pendidikan untuk anak normal pada umumnya. Fasilitas ruangan kelas tidak menggunakan benda-benda kecil yang terbuat dari bahan yang keras, sehingga mempermudah mereka untuk mengambil dan melemparnya. Fasilitas lain lebih berkaitan dengan ruangan terapi dan saran terapi. Terapi tersebut meliputi :
a.       Ruangan fisioterapi dan peralatanya, peralatan fisioterapi lebih diarahkan pada upaya peregangan otot dan sendi, dan pembentukan otot. Misalnya : barbell, box tinju, wash.
b.      Ruangan terapi bermain dan peralatanya, peralatan terapi bermain lebih diarahkan pada model terapi sublimasi dan latihan pengendalian diri. Misalnya : puzzle, boneka.
c.       Ruangan terapi okupasi dan peralatanya, peralatan terapi okupasi lebih diarahkan pada pembentukan ketrampilan kerja dan pengisian waktu luang sesuai dengan kondisi anak.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kasih footnote dan daftar pustaka dong, masa anak kuliah nyarinya dari blog :v

Posting Komentar

animasi  bergerak gif

Sekarang Menunjukkan Jam