FASILITAS
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A.
Kebutuhan
Fasilitas
Ketunaan yang dialami oleh anak akan
mengakibatkan adanya disfungsi perkembangan anak yang meliputi berbagai aspek
baik aspek sensorimotor, kreatifitas, interaksi sosial dan berbahasa.Hal ini
akan mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan belajar di sekolah.
Layanan pendidikan bagia anak
berkebutuhan khusus akan berjalan lancar manakala didukung oleh ketersediaan
fasilitas yang memadai. Fasilitas tersebut berkaitan dengan karakteristik
masing masing jenis anak berkebutuhan khusus. Kesesuaian fasilitas dengan
karakteristik anak berkebutuhan khusus akan mendorong klim belajar yang
kondusfi, sehingga anak akan belajar secara maksimal.
Upaya-upaya pemberian layanan pendidikan
terhadap anak berkebutuhan khusus hendaknya berfokus pada kebutuhan diri anak
yang bersangkutan sesuai dengan hak-hak asasi dan martabat anak.Tujuan layanan
tersebut antara lain:
1. Mengembangkan
pribadi, bakat, dan kemampuan mental serta fisik peserta didik secara optimal.
2. Menyiapkan
peserta didik untuk kehidupan orang dewasa yang aktif dalam masyarakat bebas
dan mengangkat penghargaan bagi orangtua anak, identitas budaya sendiri,
bahasa, dll.
Fasilitas pendidikan anak berkebutuhan khusus berkaitan
langsung dengan jenis ketunaannya misalnya anak tunadaksa mereka membutuhkan
gedung yang tidak banyak tangga, lebih diutamakan yang berlantai satu. Bila
lebih dari satu lantai harus tersedia lift atau tangga miring yang dapat
dilalui kursiroda. Tersedia ruang terapi yang mendukung kegiatan binadiri dan
aksesibilitas bagi mereka. Kamar mandi dan WC yang dapat digunakan bagi mereka
(Kursi roda dapat masuk). Walaupun beberapa fasilitas lain sama dengan anak
normal misalnya buku pelajaran, koleksi perpustakaan, dan sebagainya. Dibawah
ini akan dikaji tentang fasilitas yang berkaitan dengan masing-masing
ketunaannya namun demikian ada sedikit ilustrasi yang memberikan gambaran bagi
anda tentang fasilitas anak berkebutuhan khusus.
Ilustrasi 1
Atik anak tunanetra ia turun dari
kendaraan umum terus berjalan memasuki halaman sekolah dengan menggunakan
tongkatnya. Sesekali ia berhenti untuk mengenali bagian gapura dengan meraba
disisi gapura yang tertulis huruf Braille tentang arah mereka masuk. Ia masuk
ke halaman sekolah secara hati-hati. Kebetulah dipojok gedung ada tulisan
braille yang menunjukan arah keruang kelas mereka. Sisi gedung dibuat tumpul
agar tidak menciderai anak-anak. Akhirnya atik sampai diruang kelas, dan ia
duduk dikursi depan terus mengeluarkan Reglet untuk mempersiapkan diri
mengikuti pelajaran hari itu. Sepuluh menit kemudian pelajaran dimulai. Hari
itu pelajaran IPA tentang berbagai bentuk binatang, guru menyiapkan Speciment
binatang dari berbagai jenis dengan proporsi yang seimbang masing-masing
specimen binatang diminta untuk diraba dan diamati. Sesekali guru mencontohkan
suara dari binatang tersebut dan karakteristik lain dari binatang yang sedang
dibahas, anak-anak mencatat karakteristik tersebut dengan Riglet dan kertas
Braillenya.
Dari ilustrasi tersebut tergambarkan
sekilas tentang fasilitas pendidikan yang diperlukan bagi anak sesuai
ketunaannya.
B.
Macam-macam
fasilitas anak berkebutuhan khusus
Fasilitas pendidikan merupakan sarana penunjang dan
pelengkap dalam mencapai tujuan pendidikan. Bahkan fasilitas pendidikan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai
efektifitas belajar. Dengan fasilitas penunjang belajar yang memadai diharapkan
anak berkebutuhan khusus lebuh mudah memahami materi pelajaran yang diberikan
oleh guru.
Dibawah ini akan dipaparkan fasilitas pendidikan
untuk anak berkebutuhan khusus sesuai dengan ketunaannya.
- Fasilitas
pendidikan untuk anak tunanetra
Fasilitas penunjang pendidikan untuk anak tunanetra secara umum sama dengan anak normal,
hanya memerlukan penyesuaian untuk informasi yang memungkinkan tidak dapat
dilihat. Harus disampaikan dengan media perabaan atau pendengaran. Fasilitas
fisik yang berkaitang dengan gedung seyogyanya sedikit mungkin parit dan
fariasi tinggi rendah lantainya, dinding dihindari yang mempunyai sudut yang
lancip dank eras. Perabot sekolah sedapat mungkin dengan sudut yang tumpul. Fasilitas
penunjang pendidikan yang diperluka untuk anak tunanetra menurut annastasia
widja janti dan imanuel hitipeuw (1995) adalah Braille dan peralatan orientasi
mobilitas, serta media pelajaran yang memungkinkan anak untuk memanfaatkan
fungsi perabaan secara optimal.
Fasilitas
pendidikan untuk anak tunanetra antara lain adalah:
a. Huruf
Braille
Huruf braille merupakan fasilitas utama
penyelenggaraan pendidikan bagi anak tunanetra. Huruf Braille ditemukan pertama
kali oleh Louwis Braille. Ia menyusun tulisan yang terdiri dari 6 titik
dijajarkan vertikal tiga tiga. Dengan menempatkan titik tersebut dalam berbagai
posisi maka terbentuklah seluruh abjat. Dengan menggunakan tulisan tersebut
akan mempermudah anak tunanetra membaca dan menulis.
Untuk membaca, titik timbul positif yang dibaca. cara membaca seperti pada umumnya
yaitu dari kiri ke kanan. Sedangkan untuk menulis prinsip kerjanya berbeda dengan
membaca. cara menulis huruf braille tidak seperti umumnya yaitu mulai dari
kanan ke kiri, biasanya sering disebut dengan menulis secara negatif. Jadi
menulis Braille secara negatif akan menghasilkan tulisan secara timbul positif,
yang dibaca adalah tulisan timbulnya.
Ada
tiga cara untuk menulis Braille, yaitu dengan
v Reglet
dan Pen atau Stilus
v Mesin
Tik Braille
v Komputer
yang dilengkapi dengan printer Braille
Media yang digunakan berupa kertas tebal
yang tahan lama seperti manila. Kertas standar untuk braille adalah kertas
Braillon. Untuk mendukung pembelajaran anak tunanetra buku-buku pelajaran
seyogyanya dialih tuliskan ke huruf braille dan disimpan dengan rapi secara
berdiri tidak ditumpuk.
b. Tongkat
putih
Merupakan fasilitas pendukung anak tuananetra untuk orientasi
dan mobilitas. dengan tongkat putih anak tunanetra berjalan untuk mengenali
lingkungannya. Berbagai media alat bantu mobilitas dapat berupa tongkat putih,
anjing penuntun, kacamata elektronik, tongkat elektronik.
Program
latihan orientasi dam mobilitas meliputi: jalan dengan pendamping orang awas,
jalan mandiri, dan latihan bantu diri(latihan dikamar mandi, WC, latihan
dikamar makan, latihan didapur, dan dikamar tidur) dan latihan orientasi
disekolah.
c. Laser
Cane (Tongkat Laser)
Tongkat laser adalah tongkat penuntun
berjalan yang menggunakan sinar inframerah untuk mendeteksi rintangan yang ada
pada jalan yang akan dilalui dengan memberi tanda lisan atau suara.
d. Sonic
Guide atau penuntun bersuara
e. Optacon
dan Optacon II
f. Kurzweil
Reading Machine
g. Versa
Braille dan VersaBrille II
- Fasilitas
penddidikan untuk anak tunarungu
Fasilitas penunjang pendidikan anak tunarungu secara
umum relatif sama dengan anak normal seperti buku, papan tulis, buku pelajaran,
sarana bermain dan sarana berolahraga. Namun karena anak tunarungu mempunyai
hambatan dalam mendengar dan berbicara, maka merekame merlukan alat bantu
khusus. Alat bantu tersebut menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati, 1996
adalah:
a. Audiometer
Audiometer
adalah alat elektronik untuk mengukur taraf kehilangan pendengaran seseorang. Melalui
Audiometer kita dapat mengetahui kondisi pendengaran anak tunarungu antara
lain:
v Apakah
sisa pendengarannya difungsionalkan melalui konduksi tulang atau konduksi
udara.
v Berapa
decibel anak tersebut kehilangan pendengarannya.
v Telinga
mana yang mengalami kehilangan pendengarannya, apakah kanan, kiri, atau
kedua-duanya.
v Pada
frekuensi berapa anak masih dapat menerima suara.
Jenis Audiometer :
a. Audiometer
Oktaf, untuk menukur frekuensi pendengaran 125 – 250 – 500 – 1000 – 2000 – 4000
– 8000.
b. Audiometer
Kontinyu, untuk mengukur pendengaran antara 125 – 12000 Hz
b. Hearing
Aids
Hearing Aids
atau alat bantu dengar mempunyai tiga unsur utama yaitu: microphone, amplifier, dan receiver.
Sedangkan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: Suara atau energi
akustik diterima microphone kemudian diubah menjadi energi listrik dan
dikeraskan malalui amplifier kemudian
diteruskan ke Receiver yang mengubah kembali energy listrik Menjadi suara
seperti alat pendengaran pada telepon
dan diarahkan ke gendang telinga (membrane tympany).
Alat bantu dengar ada bermacam-macam,
yaitu yang diselipkan dibelakang telinga, didalam telinga, dipakai pada saku
kemeja (pocket), atau yang dipasang pada bingkai kaca mata. Dengan menggunakan
alat bantu dengar (hearing aids) anak tunarungu dapat berlatih mendengarkan,
baik secara individual maupun secara kelompok.
Alat bantu dengar tersebut lebih tepat
digunakan bagi anak tunarungu yang mempunyai kelainan pendengaran konduktif.
Begitu pula alat bantu dengan akan lebih efektif jika digunakan sesuai dengan
program pendidikan yang sistematis yang diajarkan oleh guru-guru yang
professional yang mampu memadukan ilmu pengetahuan anak berkebutuhan khusus
dengan pengetahuan audiologi, dan patologi bahasa.
Anak tunarungu yang menggunakan alat
bantu dengar diharapkan mampu memilih suara-suara mana yang diperlukan, dan
dengan bantuan mimik dan bantuan bibir dari guru (speech therapist), maka anak
tunarungu dapat berlatih menangkap arti dari apa yang diucapkan oleh guru atau
orang lain.
c. Telephone-typewriter
Telephone-typewriter atau mesin tulis
telpon merupakan alat bantu bagi anak tunarungu yang memungkinkan mereka
mengubah pesan-pesan diketik menjadi tanda-tanda elektronik yang diterjemahkan
secara tertulis (huruf tercetak).
Mesin tulis telpon terdiri dari telepon
yang dilengkapi dengan alat pendengaran, lampu kedap-kedip sebagai tanda
panggilan, mesin tulis komputer, dan amplifier. Mesin tulis ini memungkinkan
perubahan pesan suara yang masuk ke dalam computer dan mengubah tanda-tanda
elektronik dan bunyi pada frkuensi yang berlainan yang kemudian disampaikan
melalui telepon dan diubah kembali manjadi huruf tercetak yang dapat dimengerti
oleh anak tunarungu.
d. Mikrokomputer
Mikrokomputer merupakan alat bantu khusus yang dapat
memberikan informasi secara visual. Alat bantu ini sangat membantu bagi anak
tunarungu yang mengalami kelainan pendengaran berat. Keefektidan penggunaan
mikrokomputer tergantung pada softwere dan materinya harus dapat dimengerti
oleh anak tunarungu. Disamping itu anak tunarungu harus bisa membaca atau
paling tidak mampu mengintepretasikan simbol-simbol yang digunakan.
Manfaat penggunaan mikrokomputer bagi anak tunarungu
antara lain :
v Anak
tunarungu dapat belajar mandiri, bebas tetapi bertanggung jawab.
v Anak
tunarungu dapat belajar membuat program, memprogram materi pelajaran, dan
mendemonstrasikan.
v Anak
tunarungu dapat mengembangkan kreativitas berpikir dengan menggunakan
mikrokomputer.Anak tunarungu dapat berkomunuikasi interaktif dengan informasi
yang ada dalam program mikrokomputer.
e. Audiovisual
Alat bantu audiovisual dapat berupa film,
video-tapes, TV. Penggunaan audiovisual tersebut sangat bermanfaat bagi anak
tunarungu, karena mereka dapat memperhatikan sesuatu yang ditampilkan sekalipun
dalam kemampuan mendengar yang terbatas. Sebagai contoh, penayangan film-film
pendidikan, film ilmiah popular, film kartun, dan siaran berita TV dengan
bahasa isyarat.
f. Tape
Recorder
Tape recorder sangat berguna untuk
mengontrol hasil ucapan yang telah direkam, sehingga kita dapat mengikuti perkembangan
bahasa lisan anak tunarungu dari hari ke hari dari tahun ke tahun. Selain itu,
tape-recorder sangat membantu anak tunarungu ringan dalam menyadarkan akan
kelainan bicaranya, sehinggga guru artikulasi lebih mudah membimbing mereka
dalam memperbaiki kemmpuan bicara mereka.
Tape-recorder dapat pula digunakan untuk mengajar
tunarungu yang belum bersekolah dalam mengenal gelak-tawa, suara-suara hewan,
perbedaan antara suara tangisan dengan suara omelan, dan sebagainya.
g. Spatel
Spatel adalah alat bantu untuk membetulkan posisi
organ bicara, terutama lidah. Spatel digunakan untuk menekan lidah, sehingga
kita dapat membetulkan posisi lidah anak tunarungu. Dengan posisi lidah yang
benar mereka dapat bicara dengan benar.
h. Cermin
Cermin dapat digunakan sebagai alat bantu anak
tunarungu dalam belajaar mengucapkan sesuatu dengan artikulasi yang benar.
Disamping itu, anak tunarungu dapat mengamakan ucapannya melaui cermin dengan
apa yang diucapkan oleh guru atau Artikulator (speech therapist). Dengan
menggunakan cermin, Artikulator dapat mengontrol gerakan-gerakan yang tidak
tepat dari anak tunarungu, sehingga mereka mnyadari dalam mengucapkan konsonan,
vocal, kata-kata, kalimat secara benar.
- Fasilitas
pendidikan untuk anak tunagrahita
Fasilitas pendidikan untuk anak tunagrahita relatif
sama dengan fasilitas pendidikan untuk anak umum disekolah dasar dan fasilitas
pendidikan ditaman kanak-kanak. Fasilitas pendidikan lebih diarahkan untuk
latihan sensomotorik dan pembentukan motorik halus. Walaupun demikaian
fasilitas yang berkaitan denagn oembinaan motorik kasar juga perlu disediakan
secara memadai. Secara garis besar fasilitas pendidikan yang harus disesuaikan
dengan karakteristik anak tunagrahita adalah :
a. Fasilitas
pendidikan yang berkaitan dengan latihan sensorimotor
Fasilitas
pendidikan dan penunjang pendidikan bagi anak tunagrahita yang berkaitan dengan
latihan sensomotorik di antaranya :
v Berkaitan
dengan visual : berbagai bentuk benda, manic-manik, warna, dsb.
v Berkaitan
dengan perabaan dan motorik tangan : manic-manik, benang, crayon, wash, lotion,
kertas amril, dsb.
v Berkaitan
dengan pembau : kamper, minyak kayu putih, dsb.
v Berkaitan
dengan koordinasi : menara gelang, puzzle, meronce, dsb.
b. Fasilitas
pendidikan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan keseharian.
Fasilitas
yang berkaitan dengan kehidupan keseharian (Activity Daily Leaving) berupa
permainan untuk mendukung aktifitas kehidupan sehari-hari atau peralatan untuk
latihan kehidupan sehari-hari atau peralatan untuk latihan kehidupan
sehari-hari, diantaranya :
v Latihan
kebersihan dan gosok gigi.
v Latihan
berpakaian dan bersepatu.
v Permainan
dengan boneka dan alat lainya, dsb.
c. Fasilitas
pendidikan yang berkaitan dengan latihan motorik kasar.
Fasilitas yang berkaitan dengan latihan motorik
kasar diantaranya dapat berupa :
v Latihan
bola kecil
v Latihan
bola besar
v Permainan keseimbangan, dsb.
4.
Fasilitas pendidikan untuk anak
tunadaksa
Fasilitas pendidikan untuk anak tunadaksa berkaitan
dengan prasarana dan sarana langsung yang diperlukan dalam layanan pendidikan
anak tunadaksa. Prasarana yang dirancang untuk anak tunadaksa hendaknya
memenuhi tiga kemudahan (Musjafak Assjari, 1995), yaitu mudah keluiar masuk,
mudah bergerak dalam ruangan, dan mudah mengadakan penyesuaian. Sesuai dengan ketentuan
tersebut, bangunan seyogyanya menghindari model tangga, bila terpaksa harus
disediakan life, lantai tidak banyak reliefnya, tidak banyak lubang, lebar
pintu harus sesuai, kamar mandi dan WC memungkinkan kursi roda dan treepot bisa
masuk, ada parallel bars, dinding kelas dilengkapi denagn parallel bars, meja
dan kursi anak disesuaikan denagn kelainan anak.
Fasilitas pendukung
pendidikan yang berkaitan dengan diri anak adalah :
a. Brace
Brace
merupakan alat bantu gerak yang digunakan untuk memperkuat otot dan tulang.
Brace biasanya digunakan dikaki, punggung, atau dileher. Fungsi brace berguna
untuk menyangga beban yang tertumpu pada otot atau tulang.
Brace
terbuat dari kulit yang kaku atau plastic yang tebal dilapisi kain atau sepon
atau karet pada tepid an pinggirannya agar tidak terjadi decubitus (lecet pada
jaringan yang kontak langsung).
b. Crutch
(kruk)
Kruk
adalah alat penyangga tubuh yang ditumpukan apda tangan atau ketiak untuk
menyangga beban tubuh. Kruk terbuat dari kayu, pipa besi, pipa aluminium, atau
pipa stainless steel yang terbentuk nulat setinggi ukuran tubuh pemakainya.
Pada bagian atas tempat yang kontak dengan ketiak atau tangan diberi spon atau
karet agar lunak dan tidak menyebabkan lecet bila dipakai.
Ada berbagai macam bentuk kruk, yaitu :
v Standard double bar upright under arm chrutch
v Extension crutch
v Aluminium
double bar upright extension crutch
v Losftrand
crutch
v Tricep
crutch
v Standard
axillary crutch
c. Splint
Spilnt berasal dari bahasa inggris yang berarti
spalk (bahasa belanda). Alat ini bertujuan untuk meletakkan anggota tubuh pada
posisi yang benar agar anggota tubuh yang sakit tidak salah bentuk.
Ada dua macam splint, yaitu splint untuk
anggota tubuh bagian atas (tangan) dan slint untuk anggota tubuh bagian bawah
(kaki). Splint dapat dibuat dari bahan gips, kulit sol, karton, kayu, celastic,
dan orthoplast. Bahan-bahan tersebut dibentuk menurut posisi anggota gerak
tubuh yang sakit.
d. Wheel
chair (kursi roda)
Menurut bentuknya, kursi roda dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu kursi roda yang roda besarnya didepan dan kursi roda yang
roda besarnya dibelakang. Kursi roda yang roda besarnya didepan dapat berputar
ditempat yang sempit. Kursi roda yang roda besarnya dibelakang, dapat masuk
kolong tempat tidur, sehingga memudahkan untuk berpindah tempat.
- Fasilitas
Pendidikan untuk Anak Tunalaras
Fasilitas pendidikan untuk aanak tunalaras relatif
sama dengan fasilitas pendidikan untuk anak normal pada umumnya. Fasilitas
ruangan kelas tidak menggunakan benda-benda kecil yang terbuat dari bahan yang
keras, sehingga mempermudah mereka untuk mengambil dan melemparnya. Fasilitas
lain lebih berkaitan dengan ruangan terapi dan saran terapi. Terapi tersebut
meliputi :
a. Ruangan
fisioterapi dan peralatanya, peralatan fisioterapi lebih diarahkan pada upaya
peregangan otot dan sendi, dan pembentukan otot. Misalnya : barbell, box tinju,
wash.
b. Ruangan
terapi bermain dan peralatanya, peralatan terapi bermain lebih diarahkan pada
model terapi sublimasi dan latihan pengendalian diri. Misalnya : puzzle,
boneka.
c. Ruangan
terapi okupasi dan peralatanya, peralatan terapi okupasi lebih diarahkan pada
pembentukan ketrampilan kerja dan pengisian waktu luang sesuai dengan kondisi
anak.
1 komentar:
kasih footnote dan daftar pustaka dong, masa anak kuliah nyarinya dari blog :v
Posting Komentar