RSS

Jumat, 07 Desember 2012

Sosok Guru


A.    Makna di Balik Sebutan Guru
Menjadi guru profesional, kini terbuka lebar, siapa yang mau pasti bisa. Ini karena sekarang ada Dirjen PMPTK  ( Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan). Demikian juga menjadi guru kaya, insya Allah terwujud karena Depdiknas menganggarkan dana untuk sertifikasi guru. Adapun menjadi guru ideal yang dicintai dan dikenang para siswanya ini belum tentu bisa. Karena menjadi guru ideal, selain ikhlas, jujur, juga tidak semata-mata materi (baca: gaji). Dan guru semacam inilah, yang insya Allah masuk surga. Karena memang ternyata, kebanyakan penghuni surga adalah guru (Gontor: Juni, 2006).
Sebutan guru telah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Konon, sejak zaman Hindu dan Budha sebutan guru sudah terbiasa di telinga mayarakat. Arti sebutan guru pada saat itu tidak banyak berbeda dengan arti yang sekarang, yaitu orang yang profesinya (pekerjaannya atau mata pencahariannya) mengajar (KBBI: 1988). Pada zaman Kerajaan Tarumanegara, Sriwijaya, dan Majapahit, sebutan guru merujuk kepada konsep salah satu nama siswa, yaitu Batara Guru. Batara Guru dalam agama Hindu mempunyai kedudukan, wewenang dan kekuasaan yang sangat besar. Oleh karena itu, Batara Guru disegani oleh batara-batara yang lain.
Di Jawa terdapat istilah soko guru. Soko berarti tiang, dan guru berarti utama. Jadi, soko guru berarti tiang utama, yaitu tiang yang menyangga beban berat dari sebuah bangunan rumah. Oleh karena itu, sosok guru pada umumnya tiang yang besar dan kuat serta berada ditengah bangunan. Selaras dengan itu, guru mempunyai tugas menyangga beban berat (mulia). Karenanya, ungkapan guru pantas dan layak digugu dan ditiru. Cukup mewarnai kehidupan masyarakat Jawa. Itulah sebabnya, guru sering menjadi tumpuan pertanyaan, pengaduan dan sumber segala aktivitas kehidupan mayarakat, lebih-lebih masyarakat di pedesaan. Tidak jarang, guru mendapat jabatan yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat, seperti ketua RT atau ketua RW dan ketua panitian kegiatan yang lain.
Kata guru juga sering diberi tambahan partikel sang di depannya menjadi sang guru. Maha guru adalah jabatan atau kedudukan terhormat dan mempunyai tanggung jawab yang berat (mulia). Jika guru rusak dapat diibaratkan rumah yang rusak tiangnya, akibat rusak pula murid-muridnya rusak atau hancur harapan masa depan bangsa. Ingat peribahasa mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”.
Atas dasar ulasan di atas dapat dikatakan bahwa guru adalah pemimpin utama yang menjadi tulang punggung atau kekuatan yang menjadi andalan dalam mengemban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Oemar Bakri, Oemar Bakri /40 tahun mengabdi/ jadi guru jujur berbakti memang makan hati/ Oemar Bakri, Oemar Bakri/ profesor, doktor pun jadi/ Oemar Bakri , Oemar Bakri/ bikin otak orang seperti otak Habibi/ tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri dikebiri.
Demikian penggalan syair guru Oemar Bakri yang di ciptakan Iwan Fals beberapa puluh tahun yang lalu. Bulu kuduk kita berdiri, kulit kita merinding dan nurani kita terusik mana kala mendengar syair lagu itu sambil meresapi maknanya karena itu merupakan gambaran realistis seorang guru ideal dan profesional.
Suksesnya seorang guru tergantung dari kepribadian, luasnya ilmu tentang materi pelajaran serta banyaknya pengalaman. Tugas seorang guru itu sangat berat, tidak mampu dilaksanakan kecuali apabila kuat kepribadiannya, cinta dengan tugas, ikhlas dalam mengerjakan, memelihara waktu murid, cinta kebenaran, adil dalam pergaulan. Ada yang mengatakan bahwa masa depan anak-anak di tangan guru dan di tangan gurulah terbentuknya umat.
Ditulis Athiyah Al-Abrosy (dalam Slamet Yusuf:42) bahwasannya sifat-sifat yang seyogyanya dimiliki seorang guru:
1.      Guru harus menjadi bapak sebelum ia menjadi pengajar.
2.      Hubungan guru dengan murid harus baik.
3.      Guru harus selalu memperhatikan murid serta pelajaran mereka.
4.      Guru harus peka terhadap lingkungan sekitar murid.
5.      Guru wajib menjadi contoh/teladan di dalam keadilan dan keindahan serta kemuliaan.
6.      Guru wajib ikhlas di dalam pekerjaannya.
7.      Guru wajib menghubungkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan.
8.      Guru harus selalu membaca dan mengadakan penyelidikan.
9.      Guru harus mampu mengajar bagus penyiapannya dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya.
10.  Guru harus sarat dengan ide sekolah yang modern.
11.  Guru harus punya niat yang tetap.
12.  Guru harus sehat jasmaninya.
13.  Guru harus punya pribadi yang mantap.
14.  Guru ditempatkan pada tempat yang mulia sesuai dengan hadits Nabi.
1.      Penguasaan materi
Salah satu komponen yang harus dimiliki oleh guru sebagai seorang profesional adalah menguasai bahan pelajaran serta konsep, konsep dasar keilmuannya (Depdikbud, 1980). Menurut Johnson (1980) penguasaan materi terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang akan diajarkannya itu.
      Ada dua cara memandang materi atau bahan ajar, yaitu pertama dari sudut isi bahan, dan kedua dari sudut cara pengirganisasian bahan ajarnya.
A.      Dilihat dari sudut isi materi, bahan ajar dapat digolongkan kedalam enam jenis, seperti berikut:
1.      Fakta
Fakta adalah bahan yang isinya terdiri atas sejumlah fakta atau informasi uang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi untuk diperdebatkan. Misalnya tahun-tahun sejarah.


2.      Konsep
Konsep adalah bahan bidang studi yang isinya berupa gagasan, ide, pendapat, teori atau dalil. Konsep itu bersifat abstrak namun akan menjadi nyata jika diwujudkan dalam bentuk benda atau perbuatan. Misalnya konsep tentang bilangan bulat dan ganjil yang di lambangkan dengan angka 2,4,6 dan 1,3,5 dan seterusnya.
3.      Prinsip
Prinsip adalah tuntutan praktis bagi terselenggaranya perbuatan tertentu seperti dalam belajar dan mengajar. Misalnya prinsip belajar dan mengajar.
4.      Keterampilan
Keterampilan terdiri dari keterampilan-keterampilan tertentu yang harus dikuasai, terutama yang menyangkut keterampilan motorik, seperti keterampilan mengetik, mengatur spasi, memukul bola dan lari cepat.
5.      Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah. Misalnya dalam pelajaran IPA, ibu Reni memberikan tugas kelompok kepada para siswa untuk membuat kesimpulan mengenai bagaimana cara untuk memanfaatkan sampah.
6.      Proses
Proses adalah bahan yang melukiskan proses terjadinya sesuatu seperti proses terjadinya perubahan warna, proses terjadinya hujan, proses pengendapan atau penguapan.
B.     Jenis bahan bidang studi berdasarkan cara pengorganisasiannya terbagi kedalam 4 jenis, seperti berikut:
1.      Bahan Bidang Studi Linier
Karakteristik bahan bidang studi linier disusun secara berurutan dari yang mudah kepada yang sukar atau dari yang sederhana kepada yang kompleks. peranan sistematisnya cukup tinggi, di ajarkan secara berangsur-angsur sesuai tingkat perkembangan anak. Misalnya dalam pelajaran matematika, bahan itu disusun dari himpunan benda-benda nyata yang kemudian dilambangkan dalam bentuk bilangan.

2.      Bahan Bidang Studi Kumulatif
Bahan bidang studi ini tidak disusun dalam serangkaian tingkatan yang berseri pada bahan bidang studi linier. Pendekatan metodologisnya adalah child-centered, yaitu seluruhnya berpusat pada kebutuhan, minat dan perhatian siswa. Bahan bidang studi ini akan berhasil diberikan mulai dari keseluruhan menuju kepada bagian-bagian.
3.         Bahan Bidang Studi Praktikal
Pada bahan bidang studi praktikal, pendekatannya adalah dengan drill atau pelatihan. Dapat pula dengan demonstrasi, tugas dan resitasi. Misalnya pada pelajaran olahraga dan kesehatan, kesehatan dan kejuruan.
4.         Bahan Bidang Studi Eksperiensial
Bahan bidang studi ini erat kaitannya dengan bahan bidang studi praktikal, hanya disini menekankan unsur kreativitas. Bahan bidang studi ekperiensial tidak terbatas pada bidang studi ketrampilan kejuruan, tetapi terdapat juga pada bidang studi IPA dan sejenisnya. Misalnya dalam pertanyaan apa yang dapatkita lakukan dengan sabut kelapa. Dari situlah akan muncul pikiran-pikiran yang dihubungkan dengan pengalaman.

Untuk memudahkan dalam mengajarkan jenis materi ini, anda perlu mengetahui cara memilih bahan sesuai dengan perkembangannya. Alasannya:
1.      Bahan bidang studi itu harus diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan.
2.      Bahan bidang studi yang tidak relevan dengan kebutuhan diganti dengan yang baru.
3.      Bahan bidang studi yang makin bertambah itu harus dipelajari melalui berbagai media komunikasi.
4.      Bahan bidang studi yang semakin bertambah itu di pelajari melalui pendekatan, baik pendekatan penyampaian pelajaran maupun media pembelajaran yang lain.




Beberapa cara dalam menyampaikan bahan studi, antara lain sebagai berikut:

1.    Mengganti bahan bidang studi yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan teknologi dengan bahan bidang studi baru.
2.    Mengembagkan sitem pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
3.    Menerapkan prinsip belajar modern seperti cara belajar siswa aktif.
4.    Memilih dan menggunakan media dan metode yang bervariasi.

Kriteria dalam memilih bahan ajar yang akan di sampaikan kepada siswa:
1.      Bahan bidang studi yang diajarkan bersufat fundamental. Bahan bidang studi ini adalah paling mendasar untuk diajarkan dan perlu dikuasai anak.
2.      Bahan bidang studi yang hangat ( curent event)
3.      Bahan bidang studi yang selalu dihadapi berulang-ulang oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari (persisten life situation)
4.      Bahan bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah.
5.      Bahan bidang studi yang praktis, artinya bahan yang dapat dugunakan sehari-hari.

 

B.     Tugas Mulia untuk Menggapai Surga

Kebanyakan penghuni surga adalah guru. Itulah judul artikel yang ditulis Dr.Ahmad Lutfi Fathullah (gontor:juni 2006). Secara garis besar dapat disajikan berikut. Sejarah perjalanan manusia mencatat bahwa pekerjaan manusia yang paling dihormati adalah guru, raja, presiden, gubernur, pejabat, orang kaya, bos, direktur, dan status sosial ekonomi lainnya nyaris tidak semulia guru. Seorang raja ataupun presiden akan dimuliakan dan dihormati ketika dia memiliki kepribadian/profesi ganda, satu darinya adalah guru.

Hampir semua orang besar adalah guru. Semua rasul adalah guru, Muhammad SAW sendiri seorang guru. Semua rasul adalah guru. Hadist riwayat muslim. Ahmad Ibn Majah dan Al-Darimi jelas sekali menunjukan profesi rasullullah ini innama buitsu mu’alim (“sesungguhnya aku diutus menjadi guru”) empat khulafaur rasyidin semuanya adalah guru. Aisyah, Anas, Abu Hurairah, Ibn Abbas, Ibn Ummar, Ibn Mas’ud, Mu’az, Bilal, Salman, dan masih banyak lagi sahabat yang lain, semuanya adalah guru.

Semua cendikiawan terkenal adalah guru. Sebut saja Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Al-Ghazali, Al-Kindi, Ibn Taimyah, Ibn Khaldun, Ibn Hajar, Al-Suyuti, semua berprofesi guru. Hasyim Asy’ari, Ahmad Dahlan, Hamka, mereka juga guru.

Siapa yang bisa menjadi guru ? semua profesi dan pekerjaan dipastikan bisa nyambil menjadi guru. Jenderal bisa jadi guru, artispun juga bisa menjadi guru. Bahkan tukang becak juga bisa juga menjadi guru. Suami, istri, kakak, kakek, adik, nenek, semua berperan menjadi guru, lalu apa yang diajarkan ? sederhana. . . .yaitu kebaikan. Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan bahwa “orang yang mengajarkan aku satu huruf adalah guruku”.

Lebih awal lagi ketika al-Qur’an pertama kali diturunkan. Ayat yang pertama adalah: Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S 96: 1-5).

Membaca adalah hal pertama yang diterima rasullulah saw. Dalam kata “baca” terkandung unsur “ajar” dan “mengajar”. Hal ini dipertegas dengan ayat ke-5: yang mengajarkan kamu dengan pena.

Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, bahkan sendi-sendi keimanan kepada tuhan adalah ilmu pengetahuan. Dasar-dasar keimanan seseorang juga adalah ilmu pengetahuan. Fasilitator ilmu adalah guru.

Banyak hadist yang mengungkapkan keutamaan guru. Pahala yang dijanjikan Allah dan RasulNya untuk mereka sangat menggiurkan. Ketika rantai penjualan yang sekarang populer dengan nama MLM (Multi Lavel Marketing), maka system pahala guru juga demikian. Ketika system konsinya berlaku, maka system ini juga berlaku untuk guru. Contoh hadist Rasulullah SAW, menunjukkan hal itu. “Barang siapa mengajak kepada kebaikan maka baginya pahalanya seperti pahala yang diperoleh dari mereka yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. Dan barang siapa menunjukkan atau mengajak kesesatan maka dia pun akan mendapatkan dosa seperti dosa yang akan ditanggung mereka yang melakukannya, tanpa mengurangi dosanya sedikitpun”. (HR Muslim)

Melihat keutamaan guru yang begitu banyak dan besar, baik ketika masih hidup maupun sudah meninggal, tidakkah lebih baik kita juga berprofesi sebagai guru? Guru untuk keluarga dan guru untuk masyarakat, apapun profesi atau pekerjaan kita sekarang, kita ajarkan mereka kebaikan semaksimal mungkin. Kita contohkan juga kepada mereka teladan yang baik.

v  Tugas guru dapat disimpulkan mempunyai 3 tugas pokok, yaitu:

1.      Tugas dalam bidang profesi yang meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Tugas guru dalam hal ini dituntut untuk selalu mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan perkembangan IPTEK.

2.      Tugas dalam bidang kemanusiaan, memposisikan dirinya sebagai orang tua kedua (Usman: 2002: 7)

3.      Tugas dalam bidang kemasyarakatan dalam hal ini pembelajaran seperti dikutip Usman dari Adfams dan Decey dalam “Basic Principles of Student”

v  Kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.

Aspek kompetensi menurut Gordon dalam Mulyasa (2003: 39):

ü  Pengetahuan

ü  Pemahaman

ü  Kemampuan

ü  Nilai

ü  Sikap

ü  Minat

Jenis kompetensi, meliputi diantaranya: (a) kompetensi personal, (b) kompetensi professional,
Kompetensi personal, yaitu sikap pribadi guru yang dijiwai oleh agama dan filasafat pancasila yang akan mengagungkan moral dan budaya. Dan ini mencakup kemampuan dan integritas pribadi, peka terhadap perubahan dan pembaharuan, berfikir alternatif, adil, jujur, obyektif, disiplin, ulet, tekun, simpatik, menarik, luwes, terbuka, kreatif dan berwibawa.
Ciri guru yang profesional dikutip dalam Jurnal Educational Leadership (1998): (1) mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, (2) menguasai secara mendalam bahan pelajaran yang diajarkannya serta metode pelajaran yang relevan, (3) bertanggung jawab dalam memantau hasil belajar melalui berbagai cara evaluasi, (14) mampu merpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5) guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
v  Kemampuan Mengajar
Dalam menentukan metode belajar yang akan dipakai, terlebih dahulu guru perlu mempertanyakan hal-hal berikut:
1.      Apakah yang sepatutnya dijelaskan agar siswa mengetahui materi/bahan ajar berupa konsep, teori dan lain-lain?
2.      Tingkah laku apa yang diharapkan dapat dikuasai pada siswa dalam pelajaran ini ?
3.      Bahan bidang studi atau pokok bahasan apa yang harus dipelajari siswa agar tujuan pembelajaran tercapai ?
4.      Metode apa yang paling cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran ?
Untuk memberikan kejelasan dalam menyampaikan bahan ajar, guru perlu memahami tujuan belajar siswa dan secara lebih luas lagi memahami betul tujuan pendidikan, baik yang bersifat nasional, kelembagaan, kurikuler maupun tujuan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab guru.

v  Kepribadian guru dalam perspektif historis
1.      Profil guru di masa dulu
Profesi guru di masa dulu merupakan profesi idaman, dimana semua orang ingin menjadi guru, kalau toh tidak berhasil sekedar bermantukan seorang guru saja pun sudah bangga.
Kebanggaan yang mendarah daging di masa lalu ini merupakan sesuatu yang menarik untuk dikaji, ada apa dengan guru sehingga menjadi profesi yang sangat diminati? Padahal kalau dilihat secara kasat mata, dari kesejahteraan sangat jauh dari kurang, namun demikian mereka selalu mendapatkan tempat tertinggi dalam tatanan masyarakat pada waktu itu. Guru benar-benar diposisikan dan dihargai.
Bila bukan dari aspek kesejahteraan, pastilah ada aspek yang sangat fenomenal dalam profesi guru itu sendiri. Sosok Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang mewakili profil guru di masa lalu. Artinya, bila ingin mengetahui secara detail tentang profil guru di masa lalu, maka amatilah kepribadian beliau. Sosok guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa benar-benar dapat diamati, tak ada batasan waktu, tempat dalam mengajarkan ilmu dan yang paling penting mereka betul-betul ideal model. Apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan sejalan yang secara tidak langsung menimbulkan kewibawaan sejati dalam diri beliau.
Kepribadian semacam inilah yang kemudian menjadikan murid-murid beliau termotivasi untuk menjadi guru sekaliber Ki Hajar Dewantara. Ini sesuai dengan statement yang mengatakan bahwa pribadi guru itu besar sekali pengaruhnya terhadap keberhasilan darma baktinya dan guna berpengaruh pada muridnya.
Namun demikian harus juga dipahami juga bahwa bukan hanya kepribadian saja yang menentukan keberhasilan tugasnya sebagai guru tetapi juga harus dilengkapi dengan ilmu khusus, kebudayaan tertentu dan persiapan pelayanan yang teratur.
Artinya bisa dikatakan profil guru di masa lalu adalah profil guru ideal, dimana mereka mumpuni dan matang dalam aspek kepribadian, keilmuan dan perilaku yang semua itu kemudian dilengkapi dengan semangat pengabdian atau menurut Muhaimin identik dengan semangat jihad. Jihad boleh diartikan sebagai makna bekerja keras (dengan mencurahkan segala kemampuan, baik fisik/materi maupun totalitas dirinya) menuju jalan Allah, mempunyai sikap ketelitian dan kecermatan, serta terbuka kritik dari luar, mempunyai kebanggaan terhadap pekerjaan yang bermutu (bukan asal kerja) dan mempunyai wawasan jangka panjang (harapan masa depan).
2.      Profil guru di masa kini dan akan datang.
Kemerosotan profesi guru baik di dalam minat pemuda kita untuk memasukinya maupun oleh masyrakat yang kurang memberi perhatian atau penghargaan terhadap profesi guru menunjukkan adanya keharusan untuk mencari paradigma baru supaya profesi guru memenuhi tuntutan masyarakat baru dalam milenium ketiga. Perlu disadari bahwa fungsi dan peranan guru bisa berubah tapi profesi akan  tetap selalu dibutuhkan.
Sebelum menganalisa tentang profil atau kepribadian guru masa kini dan akan datang maka perlu diketahui karakteristik masyarakat yang dihadapi yang notabenya merupakan konsumen atau pengguna jasa pendidikan. Menurut Tilaar (1999: 281), ada 3 karaktristik masyarakat masa kini dan akan datang (masyarakat milenium 21), yaitu:
1.      Masyarakat teknologi, dimana kemajuan teknologi sangat berkembang pesat sehingga membuat dunia menjadi satu, sekat-sekat yang membatasi bangsa-bangsa, pribadi-pribadi menjadi hilang sehingga bentuk-bentuk komunikasi umat manusia akan berubah.
2.      Masyarakat terbuka, pada jenis ini dibutuhkan manusia yang mampu mengembangkan kemampuan dan yang mampu berkreasi untuk peningkatan mutu kehidupannya serta sekaligus mutu kehidupan bangsa dan masyarakatnya.
3.      Masyarakat madani, yaitu masyarakat yang saling menghargai satu dengan yang lain, yang mengakui akan hak-hak manusia yang menghormati akan prestasi dari para anggotanya sesuai dengan kemampuan yang dapat ditunjukkannya bagi masyarakat.

C.    Tugas mulia untuk menjadi guru kaya
Guru adalah sosok manusia yang harus digugu dan ditiru, selain itu guru juga sebagai pengajar, sebagai pelatih, dan sebagai pembimbing.Apabila tugas mulia guru tersebut dilaksanakan tanpa pamprih, ikhlas, sabar dan profesional, kemungkinan juga akan dapat meninngkatkan guru itu sendiri, dan pada gilirannya (tidak mustahil) akan menjadi guru kaya.
            Menurut Amir Tengku Ramly, guru kaya dapat di artikan dalam 4 hal utama terkait dengan dirinya dan dunia pengajaran. Disebut guru kaya, bila :
1.      Seorang guru memiliki cara pandang bahwa jabatan guru adalah ‘profesi’, oleh karena itu ia senantiasa harus dilatih keahliannya sehingga melahirkan sosok guru yang penilik (guru yang ahli  menjadi pusat intelektual dan mampu mengendalikan sistem) dan guru perancang (guru yang memahami makna profesinya, memiliki visi dan merancang pengajarannya secara hidup).
2.      Seorang guru memiliki pola khusus dengan siswa yang mengedepankan sikap proaktif dan mentalitas yang kaya.
3.      Seorang guru melakukan proses pengajaran yang senantiasa tidak mematikan potensi siswa dan terkait antara dunia pengajaran dan dunia realitas.
4.      Seorang guru senantiasa belajar dengan mengintegrasikan otak kiri, otak kanan pancaindra dan hatinya untuk memperoleh sumber ilmu yang hakiki.
Menurut Amir Tengku Ramly , agar kita benar-benar menjadi guru kaya sebenarnya, harus dengan ibarat sebagai kutub utara dan kutub selatan. Yang bagaimana kutub utara memiliki upaya-upaya:
1.      Membangun mental yang penuh percaya diri bangsa dan senantiasa bergairah menjalani tugas profesinya.
2.      Mensyukuri nikmat yang diterima.
3.      Mau mengubah nasibnya sendiri.
4.      Menjaga ketenangan jiwa yang berorientasi untuk ibadah kepada Tuhan.
5.      Optmis dalam mengembangkan profesinya, melalui kebiasaan mengajar  yang baik dan menulis pengalaman mengajar.
6.      Berusaha menempatkan profesi guru menjadi profesi terhormat di antara profesi lainnya. Sementara kutub selatan memiliki upaya-upaya pemerintah dan wakil rakyat dalam mensejahterakan guru atau mendukung terwujudnya guru yang kaya. Pemerintah dan wakil rakyat harus menjamin kesejahteraan guru agar dindonesia memiliki tenaga untuk meningkatkan mutu pendidikan.

v  Mengenal dan mampu menggunakan metode mengajar
Mengenal dan sanggup menggunakan metode mengajar adalah kemampuan dasar guru yang paling utama dalam meraih kesuksesan di sekolah karena dengan hal itu seorang guru dapat menaikkan tinggi derajatnya dengan menilai seberapa siswa mampu menangkap semua ajaran yang diberikan.
Agar kita bisa mengajar dengan sebaik-baiknya kita harus mengetahui hubungan antara penguasaan materi ajar dengan kemampuan mengajar sebagai berikut.
1.      Penguasan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar.
2.      Guru yang memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar akan lebih yakin di dalam merumuskan tujuan belajar mengajar di kelas.
3.      Guru yang sudah menguasaibetul materi ajar yang akan disampaikan  kepada siswa akan berusaha memperhatikan kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapinya dengan lebih bijaksana.
4.      Guru yang menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba berbagai metode untuk diterapkan  sesuai dengan perkembangan situasi di kelas dan tidak terlalu terikat dengan patokan persiapan mengajar yang sudah dirumuskan sebelum memasuki kelas.
5.      Guru yang menguasai betul materi ajar akan lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikaan materi ajarnya.


Tawaran Solusi
Melihat fenomena kepribadian guru yang kian hari kian bergeser dan melemah, maka diperlukan usaha untuk dapat memperbaiki keadaan ini yang nantinya secara tidak langsung akan mendongkrak profesi guru itu sendiri. Diantara yang dapat kita tawarkan di sini adalah:
1.      Mempertebal sifat qona’ah/konstan/tetap
Guru di masa kini dan masa akan datang haruslah memahami betul agar dapat bersikap qona’ah, bersikap menerima tapi bukan pasif keadaan yang bangsa yang sulit ini bukanlah harus ditangisi, tapi dijadikan tantangan untuk dapat mengeksplorasi kreativitas guru.
2.      Mempertebal komitmen
Ketika seseorang memilih profesi guru, maka saat itu juga harus disadari bahwa guru adalah pekerjaan mengabdi bukan lahan bisnis. Bila ini disadari secara total maka akan tercipta sosok guru yang sangat qona’ah berkomitmen tinggi. Untuk merealisasikan hal ini maka diperlukan seleksi yang ketat dalam penerimaan mahasiswa keguruan dan penyeleksian di saat akan mengabdikan ilmunya dalam lapangan pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar

animasi  bergerak gif

Sekarang Menunjukkan Jam