A.
Makna
di Balik Sebutan Guru
Menjadi
guru profesional, kini terbuka lebar, siapa yang mau pasti
bisa. Ini karena sekarang ada Dirjen PMPTK
( Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan). Demikian juga menjadi guru kaya, insya Allah terwujud
karena Depdiknas menganggarkan dana untuk sertifikasi
guru. Adapun menjadi guru ideal yang dicintai dan dikenang para siswanya ini
belum tentu bisa. Karena menjadi guru ideal, selain ikhlas, jujur, juga tidak
semata-mata materi (baca: gaji). Dan guru semacam inilah, yang insya Allah
masuk surga. Karena memang ternyata, kebanyakan penghuni surga adalah guru
(Gontor: Juni, 2006).
Sebutan
guru telah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Konon, sejak zaman
Hindu dan Budha sebutan guru sudah terbiasa di telinga mayarakat. Arti sebutan
guru pada saat itu tidak banyak berbeda dengan arti yang sekarang, yaitu orang
yang profesinya (pekerjaannya atau mata pencahariannya) mengajar (KBBI: 1988).
Pada zaman Kerajaan Tarumanegara, Sriwijaya, dan Majapahit, sebutan guru
merujuk kepada konsep salah satu nama siswa, yaitu Batara Guru. Batara Guru
dalam agama Hindu mempunyai kedudukan, wewenang dan kekuasaan yang sangat
besar. Oleh karena itu, Batara Guru disegani oleh batara-batara yang lain.
Di
Jawa terdapat istilah soko guru. Soko berarti tiang, dan guru berarti utama.
Jadi, soko guru berarti tiang utama, yaitu tiang yang menyangga beban berat
dari sebuah bangunan rumah. Oleh karena itu, sosok guru pada umumnya tiang yang
besar dan kuat serta berada ditengah bangunan. Selaras dengan itu, guru
mempunyai tugas menyangga beban berat (mulia). Karenanya, ungkapan guru pantas
dan layak digugu dan ditiru. Cukup mewarnai kehidupan masyarakat Jawa. Itulah
sebabnya, guru sering menjadi tumpuan pertanyaan, pengaduan dan sumber segala
aktivitas kehidupan mayarakat, lebih-lebih masyarakat di pedesaan. Tidak
jarang, guru mendapat jabatan yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat,
seperti ketua RT atau ketua RW dan ketua panitian kegiatan yang lain.
Kata
guru juga sering diberi tambahan partikel sang di depannya menjadi sang guru.
Maha guru adalah jabatan atau kedudukan terhormat dan mempunyai tanggung jawab
yang berat (mulia). Jika guru rusak dapat diibaratkan rumah yang rusak
tiangnya, akibat rusak pula murid-muridnya rusak atau hancur harapan masa depan
bangsa. Ingat peribahasa mengatakan “Guru kencing berdiri, murid kencing
berlari”.
Atas dasar ulasan di
atas dapat dikatakan bahwa guru adalah pemimpin utama yang menjadi tulang
punggung atau kekuatan yang menjadi andalan dalam mengemban tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya.
Oemar Bakri, Oemar
Bakri /40 tahun mengabdi/ jadi guru jujur berbakti memang makan hati/ Oemar
Bakri, Oemar Bakri/ profesor, doktor pun jadi/ Oemar Bakri , Oemar Bakri/ bikin
otak orang seperti otak Habibi/ tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri dikebiri.
Demikian penggalan
syair guru Oemar Bakri yang di ciptakan Iwan Fals beberapa puluh tahun yang
lalu. Bulu kuduk kita berdiri, kulit kita merinding dan nurani kita terusik
mana kala mendengar syair lagu itu sambil meresapi maknanya karena itu
merupakan gambaran realistis seorang guru ideal dan profesional.
Suksesnya
seorang guru tergantung dari kepribadian, luasnya ilmu tentang materi pelajaran
serta banyaknya pengalaman. Tugas seorang guru itu sangat berat, tidak mampu
dilaksanakan kecuali apabila kuat kepribadiannya, cinta dengan tugas, ikhlas
dalam mengerjakan, memelihara waktu murid, cinta kebenaran, adil dalam
pergaulan. Ada yang mengatakan bahwa masa depan anak-anak di tangan guru dan di
tangan gurulah terbentuknya umat.
Ditulis
Athiyah Al-Abrosy (dalam Slamet Yusuf:42) bahwasannya sifat-sifat yang
seyogyanya dimiliki seorang guru:
1. Guru
harus menjadi bapak sebelum ia menjadi pengajar.
2. Hubungan
guru dengan murid harus baik.
3. Guru
harus selalu memperhatikan murid serta pelajaran mereka.
4. Guru
harus peka terhadap lingkungan sekitar murid.
5. Guru
wajib menjadi contoh/teladan di dalam keadilan dan keindahan serta kemuliaan.
6. Guru
wajib ikhlas di dalam pekerjaannya.
7. Guru
wajib menghubungkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan.
8. Guru
harus selalu membaca dan mengadakan penyelidikan.
9. Guru
harus mampu mengajar bagus penyiapannya dan bijaksana dalam menjalankan
tugasnya.
10. Guru
harus sarat dengan ide sekolah yang modern.
11. Guru
harus punya niat yang tetap.
12. Guru
harus sehat jasmaninya.
13. Guru
harus punya pribadi yang mantap.
14. Guru
ditempatkan pada tempat yang mulia sesuai dengan hadits Nabi.
1. Penguasaan
materi
Salah satu komponen yang harus
dimiliki oleh guru sebagai seorang profesional adalah menguasai bahan pelajaran
serta konsep, konsep dasar keilmuannya (Depdikbud, 1980). Menurut Johnson
(1980) penguasaan materi terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan
konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang akan diajarkannya itu.
Ada dua
cara memandang materi atau bahan ajar, yaitu pertama dari sudut isi bahan, dan
kedua dari sudut cara pengirganisasian bahan ajarnya.
A. Dilihat
dari sudut isi materi, bahan ajar dapat digolongkan kedalam enam jenis, seperti
berikut:
1. Fakta
Fakta adalah bahan yang isinya terdiri atas sejumlah
fakta atau informasi uang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi untuk
diperdebatkan. Misalnya tahun-tahun sejarah.
2. Konsep
Konsep adalah bahan bidang studi yang isinya berupa
gagasan, ide, pendapat, teori atau dalil. Konsep itu bersifat abstrak namun
akan menjadi nyata jika diwujudkan dalam bentuk benda atau perbuatan. Misalnya
konsep tentang bilangan bulat dan ganjil yang di lambangkan dengan angka 2,4,6
dan 1,3,5 dan seterusnya.
3. Prinsip
Prinsip adalah tuntutan praktis bagi
terselenggaranya perbuatan tertentu seperti dalam belajar dan mengajar.
Misalnya prinsip belajar dan mengajar.
4. Keterampilan
Keterampilan terdiri dari keterampilan-keterampilan
tertentu yang harus dikuasai, terutama yang menyangkut keterampilan motorik,
seperti keterampilan mengetik, mengatur spasi, memukul bola dan lari cepat.
5. Pemecahan
Masalah
Pemecahan masalah adalah bahan bidang studi yang
mengandung unsur pemecahan masalah. Misalnya dalam pelajaran IPA, ibu Reni
memberikan tugas kelompok kepada para siswa untuk membuat kesimpulan mengenai
bagaimana cara untuk memanfaatkan sampah.
6. Proses
Proses adalah bahan yang melukiskan proses
terjadinya sesuatu seperti proses terjadinya perubahan warna, proses terjadinya
hujan, proses pengendapan atau penguapan.
B. Jenis
bahan bidang studi berdasarkan cara pengorganisasiannya terbagi kedalam 4
jenis, seperti berikut:
1. Bahan
Bidang Studi Linier
Karakteristik bahan bidang studi linier disusun
secara berurutan dari yang mudah kepada yang sukar atau dari yang sederhana
kepada yang kompleks. peranan sistematisnya cukup tinggi, di ajarkan secara
berangsur-angsur sesuai tingkat perkembangan anak. Misalnya dalam pelajaran
matematika, bahan itu disusun dari himpunan benda-benda nyata yang kemudian
dilambangkan dalam bentuk bilangan.
2. Bahan
Bidang Studi Kumulatif
Bahan bidang studi ini tidak disusun dalam
serangkaian tingkatan yang berseri pada bahan bidang studi linier. Pendekatan
metodologisnya adalah child-centered, yaitu seluruhnya berpusat pada kebutuhan,
minat dan perhatian siswa. Bahan bidang studi ini akan berhasil diberikan mulai
dari keseluruhan menuju kepada bagian-bagian.
3.
Bahan Bidang Studi Praktikal
Pada bahan bidang studi praktikal, pendekatannya
adalah dengan drill atau pelatihan. Dapat pula dengan demonstrasi, tugas dan
resitasi. Misalnya pada pelajaran olahraga dan kesehatan, kesehatan dan
kejuruan.
4.
Bahan Bidang Studi Eksperiensial
Bahan bidang studi ini erat kaitannya dengan bahan
bidang studi praktikal, hanya disini menekankan unsur kreativitas. Bahan bidang
studi ekperiensial tidak terbatas pada bidang studi ketrampilan kejuruan,
tetapi terdapat juga pada bidang studi IPA dan sejenisnya. Misalnya dalam
pertanyaan apa yang dapatkita lakukan dengan sabut kelapa. Dari situlah akan
muncul pikiran-pikiran yang dihubungkan dengan pengalaman.
Untuk memudahkan dalam mengajarkan jenis materi ini,
anda perlu mengetahui cara memilih bahan sesuai dengan perkembangannya. Alasannya:
1. Bahan
bidang studi itu harus diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Bahan
bidang studi yang tidak relevan dengan kebutuhan diganti dengan yang baru.
3. Bahan
bidang studi yang makin bertambah itu harus dipelajari melalui berbagai media
komunikasi.
4. Bahan
bidang studi yang semakin bertambah itu di pelajari melalui pendekatan, baik
pendekatan penyampaian pelajaran maupun media pembelajaran yang lain.
Beberapa cara dalam menyampaikan
bahan studi, antara lain sebagai berikut:
1. Mengganti
bahan bidang studi yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan
teknologi dengan bahan bidang studi baru.
2. Mengembagkan
sitem pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
3. Menerapkan
prinsip belajar modern seperti cara belajar siswa aktif.
4. Memilih
dan menggunakan media dan metode yang bervariasi.
Kriteria
dalam memilih bahan ajar yang akan di sampaikan kepada siswa:
1. Bahan
bidang studi yang diajarkan bersufat fundamental. Bahan bidang studi ini adalah
paling mendasar untuk diajarkan dan perlu dikuasai anak.
2. Bahan
bidang studi yang hangat ( curent event)
3. Bahan
bidang studi yang selalu dihadapi berulang-ulang oleh manusia dalam kehidupan
sehari-hari (persisten life situation)
4. Bahan
bidang studi yang mengandung unsur pemecahan masalah.
5. Bahan
bidang studi yang praktis, artinya bahan yang dapat dugunakan sehari-hari.
B. Tugas Mulia untuk Menggapai Surga
Kebanyakan penghuni surga adalah guru. Itulah judul artikel yang
ditulis Dr.Ahmad Lutfi Fathullah (gontor:juni 2006). Secara garis besar dapat
disajikan berikut. Sejarah perjalanan manusia mencatat bahwa pekerjaan manusia
yang paling dihormati adalah guru, raja, presiden, gubernur, pejabat, orang kaya,
bos, direktur, dan status sosial ekonomi lainnya nyaris tidak semulia guru.
Seorang raja ataupun presiden akan dimuliakan dan dihormati ketika dia memiliki
kepribadian/profesi ganda, satu darinya adalah guru.
Hampir semua orang besar adalah guru. Semua rasul adalah guru, Muhammad
SAW sendiri seorang guru. Semua rasul adalah guru. Hadist riwayat muslim. Ahmad
Ibn Majah dan Al-Darimi jelas sekali menunjukan profesi rasullullah ini innama
buitsu mu’alim (“sesungguhnya aku diutus menjadi guru”) empat khulafaur rasyidin
semuanya adalah guru. Aisyah, Anas, Abu Hurairah, Ibn Abbas, Ibn Ummar, Ibn Mas’ud,
Mu’az, Bilal, Salman, dan masih banyak lagi sahabat yang lain, semuanya adalah
guru.
Semua cendikiawan terkenal adalah guru. Sebut saja Abu Hanifah, Malik,
Syafi’i, Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Al-Ghazali, Al-Kindi, Ibn Taimyah, Ibn
Khaldun, Ibn Hajar, Al-Suyuti, semua berprofesi guru. Hasyim Asy’ari, Ahmad
Dahlan, Hamka, mereka juga guru.
Siapa yang bisa menjadi guru ? semua profesi dan pekerjaan dipastikan
bisa nyambil menjadi guru. Jenderal bisa jadi guru, artispun juga bisa menjadi
guru. Bahkan tukang becak juga bisa juga menjadi guru. Suami, istri, kakak, kakek,
adik, nenek, semua berperan menjadi guru, lalu apa yang diajarkan ? sederhana.
. . .yaitu kebaikan. Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan bahwa “orang yang
mengajarkan aku satu huruf adalah guruku”.
Lebih awal lagi ketika al-Qur’an pertama kali diturunkan. Ayat yang
pertama adalah: Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmulah yang maha
pemurah, mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S
96: 1-5).
Membaca adalah hal pertama yang diterima rasullulah saw. Dalam kata
“baca” terkandung unsur “ajar” dan “mengajar”. Hal ini dipertegas dengan ayat
ke-5: yang mengajarkan kamu dengan pena.
Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, bahkan sendi-sendi
keimanan kepada tuhan adalah ilmu pengetahuan. Dasar-dasar keimanan seseorang
juga adalah ilmu pengetahuan. Fasilitator ilmu adalah guru.
Banyak hadist yang mengungkapkan keutamaan guru. Pahala yang dijanjikan
Allah dan RasulNya untuk mereka sangat menggiurkan. Ketika rantai penjualan
yang sekarang populer dengan nama MLM (Multi Lavel Marketing), maka system
pahala guru juga demikian. Ketika system konsinya berlaku, maka system ini juga
berlaku untuk guru. Contoh hadist Rasulullah SAW, menunjukkan hal itu. “Barang siapa mengajak kepada
kebaikan maka baginya pahalanya seperti pahala yang diperoleh dari mereka yang
mengerjakannya tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. Dan barang siapa
menunjukkan atau mengajak kesesatan maka dia pun akan mendapatkan dosa seperti
dosa yang akan ditanggung mereka yang melakukannya, tanpa mengurangi dosanya
sedikitpun”. (HR Muslim)
Melihat keutamaan guru yang begitu banyak dan besar, baik ketika masih
hidup maupun sudah meninggal, tidakkah lebih baik kita juga berprofesi sebagai
guru? Guru untuk keluarga dan guru untuk masyarakat, apapun profesi atau
pekerjaan kita sekarang, kita ajarkan mereka kebaikan semaksimal mungkin. Kita
contohkan juga kepada mereka teladan yang baik.
v Tugas guru dapat disimpulkan mempunyai 3 tugas pokok, yaitu:
1.
Tugas dalam bidang profesi
yang meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Tugas guru dalam hal ini dituntut
untuk selalu mengembangkan profesionalitas diri sesuai dengan perkembangan
IPTEK.
2.
Tugas dalam bidang
kemanusiaan, memposisikan dirinya sebagai orang tua kedua (Usman: 2002: 7)
3.
Tugas dalam bidang
kemasyarakatan dalam hal ini pembelajaran seperti dikutip Usman dari Adfams dan
Decey dalam “Basic Principles of Student”
v Kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung
jawab dan layak.
Aspek kompetensi menurut Gordon dalam Mulyasa (2003: 39):
ü Pengetahuan
ü Pemahaman
ü Kemampuan
ü Nilai
ü Sikap
ü Minat
Jenis
kompetensi, meliputi diantaranya: (a) kompetensi personal, (b) kompetensi
professional,
Kompetensi
personal, yaitu sikap pribadi guru yang dijiwai oleh agama dan filasafat
pancasila yang akan mengagungkan moral dan budaya. Dan ini mencakup kemampuan
dan integritas pribadi, peka terhadap perubahan dan pembaharuan, berfikir
alternatif, adil, jujur, obyektif, disiplin, ulet, tekun, simpatik, menarik,
luwes, terbuka, kreatif dan berwibawa.
Ciri
guru yang profesional dikutip dalam Jurnal Educational Leadership (1998): (1)
mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, (2) menguasai secara mendalam
bahan pelajaran yang diajarkannya serta metode pelajaran yang relevan, (3)
bertanggung jawab dalam memantau hasil belajar melalui berbagai cara evaluasi,
(14) mampu merpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya, (5) guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar
dalam lingkungan profesinya.
v Kemampuan
Mengajar
Dalam
menentukan metode belajar yang akan dipakai, terlebih dahulu guru perlu
mempertanyakan hal-hal berikut:
1. Apakah
yang sepatutnya dijelaskan agar siswa mengetahui materi/bahan ajar berupa
konsep, teori dan lain-lain?
2. Tingkah
laku apa yang diharapkan dapat dikuasai pada siswa dalam pelajaran ini ?
3. Bahan
bidang studi atau pokok bahasan apa yang harus dipelajari siswa agar tujuan
pembelajaran tercapai ?
4. Metode
apa yang paling cocok untuk mencapai tujuan pembelajaran ?
Untuk memberikan
kejelasan dalam menyampaikan bahan ajar, guru perlu memahami tujuan belajar
siswa dan secara lebih luas lagi memahami betul tujuan pendidikan, baik yang
bersifat nasional, kelembagaan, kurikuler maupun tujuan mata pelajaran yang
menjadi tanggung jawab guru.
v Kepribadian
guru dalam perspektif historis
1. Profil
guru di masa dulu
Profesi
guru di masa dulu merupakan profesi idaman, dimana semua orang ingin menjadi
guru, kalau toh tidak berhasil sekedar bermantukan seorang guru saja pun sudah
bangga.
Kebanggaan
yang mendarah daging di masa lalu ini merupakan sesuatu yang menarik untuk
dikaji, ada apa dengan guru sehingga menjadi profesi yang sangat diminati?
Padahal kalau dilihat secara kasat mata, dari kesejahteraan sangat jauh dari
kurang, namun demikian mereka selalu mendapatkan tempat tertinggi dalam tatanan
masyarakat pada waktu itu. Guru benar-benar diposisikan dan dihargai.
Bila
bukan dari aspek kesejahteraan, pastilah ada aspek yang sangat fenomenal dalam
profesi guru itu sendiri. Sosok Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang
mewakili profil guru di masa lalu. Artinya, bila ingin mengetahui secara detail
tentang profil guru di masa lalu, maka amatilah kepribadian beliau. Sosok guru
sebagai pahlawan tanpa tanda jasa benar-benar dapat diamati, tak ada batasan
waktu, tempat dalam mengajarkan ilmu dan yang paling penting mereka
betul-betul ideal model. Apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan sejalan
yang secara tidak langsung menimbulkan kewibawaan sejati dalam diri beliau.
Kepribadian
semacam inilah yang kemudian menjadikan murid-murid beliau termotivasi untuk
menjadi guru sekaliber Ki Hajar Dewantara. Ini sesuai dengan statement yang
mengatakan bahwa pribadi guru itu besar sekali pengaruhnya terhadap
keberhasilan darma baktinya dan guna berpengaruh pada muridnya.
Namun
demikian harus juga dipahami juga bahwa bukan hanya kepribadian saja yang
menentukan keberhasilan tugasnya sebagai guru tetapi juga harus dilengkapi dengan
ilmu khusus, kebudayaan tertentu dan persiapan pelayanan yang teratur.
Artinya
bisa dikatakan profil guru di masa lalu adalah profil guru ideal, dimana mereka
mumpuni dan matang dalam aspek kepribadian, keilmuan dan perilaku yang semua
itu kemudian dilengkapi dengan semangat pengabdian atau menurut Muhaimin identik
dengan semangat jihad. Jihad boleh diartikan sebagai makna bekerja keras
(dengan mencurahkan segala kemampuan, baik fisik/materi maupun totalitas
dirinya) menuju jalan Allah, mempunyai sikap ketelitian dan kecermatan, serta
terbuka kritik dari luar, mempunyai kebanggaan terhadap pekerjaan yang bermutu
(bukan asal kerja) dan mempunyai wawasan jangka panjang (harapan masa depan).
2. Profil
guru di masa kini dan akan datang.
Kemerosotan
profesi guru baik di dalam minat pemuda kita untuk memasukinya maupun oleh
masyrakat yang kurang memberi perhatian atau penghargaan terhadap profesi guru
menunjukkan adanya keharusan untuk mencari paradigma baru supaya profesi guru
memenuhi tuntutan masyarakat baru dalam milenium ketiga. Perlu disadari bahwa
fungsi dan peranan guru bisa berubah tapi profesi akan tetap selalu
dibutuhkan.
Sebelum
menganalisa tentang profil atau kepribadian guru masa kini dan akan datang maka
perlu diketahui karakteristik masyarakat yang dihadapi yang notabenya merupakan
konsumen atau pengguna jasa pendidikan. Menurut Tilaar (1999: 281), ada 3
karaktristik masyarakat masa kini dan akan datang (masyarakat milenium 21),
yaitu:
1. Masyarakat
teknologi, dimana kemajuan teknologi sangat berkembang pesat sehingga membuat
dunia menjadi satu, sekat-sekat yang membatasi bangsa-bangsa, pribadi-pribadi
menjadi hilang sehingga bentuk-bentuk komunikasi umat manusia akan berubah.
2. Masyarakat
terbuka, pada jenis ini dibutuhkan manusia yang mampu mengembangkan kemampuan
dan yang mampu berkreasi untuk peningkatan mutu kehidupannya serta sekaligus
mutu kehidupan bangsa dan masyarakatnya.
3. Masyarakat
madani, yaitu masyarakat yang saling menghargai satu dengan yang lain, yang
mengakui akan hak-hak manusia yang menghormati akan prestasi dari para
anggotanya sesuai dengan kemampuan yang dapat ditunjukkannya bagi masyarakat.
C.
Tugas
mulia untuk menjadi guru kaya
Guru adalah sosok manusia yang harus digugu dan
ditiru, selain itu guru juga sebagai pengajar, sebagai pelatih, dan sebagai
pembimbing.Apabila tugas mulia guru tersebut dilaksanakan tanpa pamprih, ikhlas,
sabar dan profesional, kemungkinan juga akan dapat meninngkatkan guru itu sendiri,
dan pada gilirannya (tidak mustahil) akan menjadi guru kaya.
Menurut Amir Tengku Ramly, guru kaya
dapat di artikan dalam 4 hal utama terkait dengan dirinya dan dunia pengajaran.
Disebut guru kaya, bila :
1.
Seorang guru memiliki cara pandang bahwa
jabatan guru adalah ‘profesi’, oleh karena itu ia senantiasa harus dilatih
keahliannya sehingga melahirkan sosok guru yang penilik (guru yang ahli menjadi pusat intelektual dan mampu
mengendalikan sistem) dan guru perancang (guru yang memahami makna profesinya,
memiliki visi dan merancang pengajarannya secara hidup).
2.
Seorang guru memiliki pola khusus dengan
siswa yang mengedepankan sikap proaktif dan mentalitas yang kaya.
3.
Seorang guru melakukan proses pengajaran
yang senantiasa tidak mematikan potensi siswa dan terkait antara dunia pengajaran
dan dunia realitas.
4. Seorang
guru senantiasa belajar dengan mengintegrasikan otak kiri, otak kanan
pancaindra dan hatinya untuk memperoleh sumber ilmu yang hakiki.
Menurut Amir Tengku Ramly , agar kita benar-benar
menjadi guru kaya sebenarnya, harus dengan ibarat sebagai kutub utara dan kutub
selatan. Yang bagaimana kutub utara memiliki upaya-upaya:
1.
Membangun mental yang penuh percaya diri
bangsa dan senantiasa bergairah menjalani tugas profesinya.
2.
Mensyukuri nikmat yang diterima.
3.
Mau mengubah nasibnya sendiri.
4.
Menjaga ketenangan jiwa yang
berorientasi untuk ibadah kepada Tuhan.
5.
Optmis dalam mengembangkan profesinya,
melalui kebiasaan mengajar yang baik dan
menulis pengalaman mengajar.
6.
Berusaha menempatkan profesi guru
menjadi profesi terhormat di antara profesi lainnya. Sementara kutub selatan
memiliki upaya-upaya pemerintah dan wakil rakyat dalam mensejahterakan guru
atau mendukung terwujudnya guru yang kaya. Pemerintah dan wakil rakyat harus menjamin
kesejahteraan guru agar dindonesia memiliki tenaga untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
v Mengenal
dan mampu menggunakan metode mengajar
Mengenal
dan sanggup menggunakan metode mengajar adalah kemampuan dasar guru yang paling
utama dalam meraih kesuksesan di sekolah karena dengan hal itu seorang guru
dapat menaikkan tinggi derajatnya dengan menilai seberapa siswa mampu menangkap
semua ajaran yang diberikan.
Agar
kita bisa mengajar dengan sebaik-baiknya kita harus mengetahui hubungan antara
penguasaan materi ajar dengan kemampuan mengajar sebagai berikut.
1. Penguasan
materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar.
2. Guru
yang memiliki wawasan yang mendalam terhadap materi ajar akan lebih yakin di
dalam merumuskan tujuan belajar mengajar di kelas.
3. Guru
yang sudah menguasaibetul materi ajar yang akan disampaikan kepada siswa akan berusaha memperhatikan
kebutuhan dan kemampuan siswa yang dihadapinya dengan lebih bijaksana.
4. Guru
yang menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba berbagai metode untuk
diterapkan sesuai dengan perkembangan
situasi di kelas dan tidak terlalu terikat dengan patokan persiapan mengajar
yang sudah dirumuskan sebelum memasuki kelas.
5. Guru
yang menguasai betul materi ajar akan lebih kreatif dan inovatif dalam
menyampaikaan materi ajarnya.
Tawaran
Solusi
Melihat fenomena kepribadian guru yang kian hari
kian bergeser dan melemah, maka diperlukan usaha untuk dapat memperbaiki
keadaan ini yang nantinya secara tidak langsung akan mendongkrak profesi guru
itu sendiri. Diantara yang dapat kita tawarkan di sini adalah:
1. Mempertebal
sifat qona’ah/konstan/tetap
Guru di masa kini dan masa akan datang
haruslah memahami betul agar dapat bersikap qona’ah, bersikap menerima tapi
bukan pasif keadaan yang bangsa yang sulit ini bukanlah harus ditangisi, tapi
dijadikan tantangan untuk dapat mengeksplorasi kreativitas guru.
2. Mempertebal
komitmen
Ketika seseorang memilih profesi guru,
maka saat itu juga harus disadari bahwa guru adalah pekerjaan mengabdi bukan
lahan bisnis. Bila ini disadari secara total maka akan tercipta sosok guru yang
sangat qona’ah berkomitmen tinggi. Untuk merealisasikan hal ini maka
diperlukan seleksi yang ketat dalam penerimaan mahasiswa keguruan dan penyeleksian
di saat akan mengabdikan ilmunya dalam lapangan pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar