RSS

Minggu, 19 Mei 2013

peran Guru dalam Bimbingan dan Konseling di Kelas



PEMBAHASAN
1. Hakikat Bimbingan dan Konsling di SD
Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193).
M. Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa bimbingan dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Pada intinya bimbingan itu merupakan upaya pemberian bantuan yang bersinambungan dan sistemik yang diberikan kepada siswa, agar siswa yang berangkutan dapat mencapai perkembangan yang optimal. Telah dikemukakan pula bahwa bimbingan itu merupakan bagian terpadu dari keseluruhan upaya pendidikan di sekolah di samping bidang pegajaran dan administrasi pendidikan.
Dengan demikian bimbingan bertujuan pula membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu, hasil belajar siswa akan lebih memadai, apabila guru memberikan fungsi bimbingan pada waktu memberikan pelajaran. Peranan guru dalam bimbingan di kelas itu dapat dikembalikan pada beberapa upaya dalam bentuk membimbing siswa menentukan tujuan yang hendak dicapainya, membimbing siswa dalam mencapai tujuan itu sendiri, dan membimbing siswa dalam menilai keberhasilannya dalam mencapai tujuan itu sendiri.
Khusus dalam rangka pendidian guru, penerapan fungsi bimbingan oleh guru itu perlu di tonjolkan karena siswa (calon guru) perlu menghayati ecara wajar manfaat bimbigan dalam proses belajar-mengajar itu sendiri. Cara guru mengajar menjadi contoh bagi siswa untuk diterapkannya kelak, guru harus menyiapkan diri guna menghadapi siswa yang memiliki sifat pribadi yang unik.
Setiap guru pada lembaga pendidikan guru yang mampu bekerja sama degan petugas bimbingan lainnya untuk menyediakan diri membantu siswa secara individual dalam mengambil tanggung jawabnya guna mengembangkan dirinya sendiri.
Dalam melaksanakan peran bimbingannya, baik secara umum maupun dalam proses belajar-mengajar,guru sering mengeluh karena tugasnya yang terlalu melimpah. Sehingga guru harus mempersiapkan pelajaran secara baik dan sesudahnya guru harus melakukan berbagai tugas, seperti memeriksa dan memberi angka. Dengan demikian tugas bimbingan dianggap sebagai tugas tambahan, yang pada umumnya dianggap sebagai tugas yang sangat berat. Jarang sekali guru yang menerima tugas bimbingan itu dengan sepenuh hati. Mereka pada umumnya mempertahankan pendapat, bahwa bimbingan merupakan tanggung jawab petugas khusus dan tugas guru adalah mengajar.
Dari pengertian diatas, dapat penulis sampaikan ciri-ciri pokok konseling, yaitu:
1.      Adanya bantuan dari seorang ahli,
2.      Proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling,
3.      Bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.
2. Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD
Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Menurut Tim MKDK IKIP Semarang (1990:5-9) ada lima hal yang melatar belakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:
1.      masalah perkembangan individu,
2.      masalah perbedaan individual,
3.      masalah kebutuhan individu,
4.      masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku, dan
5.      masalah belajar
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di SD
Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
a. Fungsi penyaluran ( distributif )
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.
b. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.
c. Fungsi adaptasi ( adaptif )
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14)
v  Fungsi terpadu dari keseluruhan tugas guru dalam bimbingan adalah:
a.       Rasional mengenai perlunya guru memberikan bimbingan pada waktu mengajar.
b.      Kesempatan – kesempatan yang terbuka bagi guru untuk menerapkan bimbingan.
c.       Hal pokok yang dapat dan harus dilaksanakan oleh guru sebagai upaya bimbingan  dalam proses belajar mengajar, yaitu mengenai siswa secara individual.
4. Kegiatan BK dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berdasakan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004) dinyatakan bahwakerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan utama, yakni:
a. Layanan dasar bimbingan
Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SD.
b. Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventik atau mungkin kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah:
1.      bidang pendidikan;
2.      bidang belajar;
3.      bidang sosial;
4.      bidang pribadi;
5.      bidang karir;
6.      bidang tata tertib SD;
7.      bidang narkotika dan perjudian;
8.      bidang perilaku sosial, dan
9.      bidang kehidupan lainnya.
c. Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.
d. Dukungan sistem, adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan progam bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangaan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990)
Kegiatan utama layanan dasar bimbingan yang responsif dan mengandung perencanaan individual serta memiliki dukungan sistem dalam implementasinya didukung oleh beberapa jenis layanan BK, yakni:
1.      layanan pengumpulan data,
2.      layanan informasi,
3.      layanan penempatan,
4.      layanan konseling,
5.      layanan referal/melimpahkan ke pihak lain, dan
6.      layanan penilaian dan tindak lanjut (Nurihsan, 2005:21).
6. Peran Guru Kelas dalam Kegiatan BK di SD
Karena kegiatan Bimbingan Konseling sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Menurut Traxler (1957: 282-286) peran guru di dalam keseluruhan program bimbingan adalah:
1.      Seseungguhnya semua guru telah melakukan tugas rangkap mengajar dan membimbing. Masalahnya, yaitu bahwa tidak semua guru melakukan tugas rangkap itu secara sadar, berncana, dan bersinambungan. Seorang pembimbing atau penyuluh yang terlatih sekalipun tidak mungkin melaksanakan program bimbingan itu sendiri. Penyuluh baru akan memperoleh hasil yang optimal, apabila dia mendapat bantuan yang sungguh – sungguh dari guru dan tenaga pendidikan lainnya di lingkungan sekolah yng bersangkutan.
2.      Untuk mempelajari bagaimana sebaiknya mmberikan bimbingan dan untuk mendalami materi bimbingan teori bimbingan itu memerlukan waktu dan oleh karena itu merupakan beban tambahan akan tetapi hal itu hanyalah terasa pada waktu permulaan saja. Dari situ guru akan memperoleh manfaat arena bimbingan yang dilakukannya yaitu akan menambah efektifitas pengajaranya.
3.      Banyaknya jumlah siswa disekolah merupakan salah satu masalah yang sering dijadikan alasan oleh guru untuk tidak melakukan tugas bimbingan. Kemudian apakah yang dapat dilakukan guru pada waktu mengajar dalam eadaan yang sama itu? Hal pertama adalah guru sebaiknya dalam proses instruksional maupun dalam proses bimbingan ialah mempelajari siswa.
4.      Guru sangat besar sumbangannya dalam rangka pelaksanaan dan pengembangan program test di sekolah. Sumbangan yang utama yaitu dalam menyajikan asil test prestasi belajar siswa dalam bidang studi yang diajarkan.
5.      Guru dapat memanfaatkan catatan pribadi da catatan akademis siswa terutama untuk mempelajari faktor – faktor non instruksional yang dapat mendukung efektivitas proses belajar mengajar. Sebaliknya guru dapat memberikan sumbangan bahan untuk melengkapi catatan pribadi dan catatan akademis itu, baik yang berhubungan dengan faktor instruksional maupun yang bersifat non instruksional. Dengan menggunakan catatn pribadi dan catatan akademis itu guru dpat lebih mudah mengenal siswa dengan demikian guru dapat menyesuaikan tindakan instruksionalnya dengan keadaan siswa secara individual.
6.      Catatan pribadi dan catatan akademis merupakan sumber yang sangat komprehensif mengenai data siswa. Catatan – catatan itu, diantaranya berisikan hasil test yang telah ditempuh siswa selama bersekolah, informasi mengenai hasil test tersebut dapat membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam belajar dan untuk memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar di kelas serta merencanakan kegiatan belajar pada waktu yang akan datang.
7.      Apabila diketahui bahwa seorang siswa mengalami masalah dalam penyesuaian diri maka langkah pokok yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :
a.       Menghimpun data mengenai siswa
b.      Menganalisis data itu brdasarkan keadaan siswa pada saat terjadinya gejala kesulitan penyesuaian diri.
c.       Merumuskan dugaan mengenai sumber kesulitan itu dan mengenal pendekatan yang dapat digunakan dalam memberikan bantuan kepada siswa tersebut.
d.      Merencanakan langkah – langkah bantuan.
e.       Melaksanakan langkah tersebut.
f.       Mengamati hasil bantuan yang diberikan.
g.      Apabila langkah tersebut kurang aau tidak berhasil, lakukanlah perbikan sampai hasilnya memadai.

Menurut Eva Pring (1947 : 227) mengindentifikasikan peranan guru dalam bimbingan itu sebagai berikut :
1.      Membantu siswa dalam mengorientasikan diri dan menyesuaiakan diri pada sekolah.
2.      Mempelajari siswa untuk memahami latar belakang kehidupannya, kemampuan, minat, dan kebutuhnnya.
3.      Membantu siswa dalam menanggulangi kesulitannya.
4.      Mengembangkan metode serta alat bantu  pengajaran untuk membantu mengembangkan individu siswa secara keseluruhan.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
a.       Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b.       Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
c.       Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
d.      Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
e.       Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
f.       Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
g.      Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
h.      Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
i.        Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai peran guru dalam bimbingan di kelas tindakan yang harus dilakukan guru untuk membantu siswa agar mencapai keberhasilan belajar secara optimal adalah:
1.      Mengembangkan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan yang bersuasana membantu perkembangan siswa.
2.      Memberi pengarahan atau orientasi dalam rangka belajar yang efektif.
3.      Mempelajari dan menelaah siswa untuk menemukan kekuatan,kelemahan, kebiasaan, dan kesulitan yang dihadapinya.
4.      Penyuluhan tak resmi kepada siswa yang menghadapi kesulitan tertentu.
5.      Menyajikan inormasi tentang masalah pendidikan dan jabatan
6.      Mendorong dan meningkatkan pertumbuhan pribadi dan pertumbuhan sosial siswa.
7.      Melakukan pelayanan rujukan (referral), apabila guru mendapatkan individu yang menglami kesulitan yang tidak dapat dipecahkan oleh sswa itu sendiri.
8.      Melaksanakan bimbingan kelompok di kelas.
9.      Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri dengan memahami kekurangan kelebihan dan masalah – masalahnya.
10.  Melengkapi rencana – recana yang telah dirumuskan oleh siswa bersama – sama dengan penyuluh.
11.  Menyelenggarakan pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.
12.  Membimbing setiap siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar dengan baik.
13.  Menilai hasil belajar siswa secara menyeluruh dan bersinambungan.
14.  Melakukan perbaikan pengajaran bagi siswa yang memerlukannya.
15.  Mempersiapkan informasi yang diperlukan untuk dijadikan dalam pembicaraan kasus yang berhubungan dengan bidang studi yang diajarkannya.
16.  Bekerjasama dengan penyuluh dan tenaga pendidikan lainnya dalam memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh siswa.
17.  Memahami dan melaksanakan kebijaksanaan dan prosedur – prosedur bimbingan yang berlaku di sekolah tempat kerjanya.
Kesimpulan
        Kebersihan belajar siswa akan lebih memadai apabila guru menerapkan peran bimbingan dalam belajar mengajar, yang berupa upaya fasilitatif bagi perkembangan kepribadian siswanya serta upaya bimbingan lain untuk membimbing siswa menetukan tujuan yang hendak di capainya, membimbing siswa dalam menilai keberahasilannya dalam mencapai tujuan.

0 komentar:

Posting Komentar

animasi  bergerak gif

Sekarang Menunjukkan Jam